Jumat, 28 Mei 2010

Anakku Sulit Membaca, Apakah Menderita Dyslexia?

KabarIndonesia - Pada suatu ketika ada seorang ibu yang mengeluhkan tentang perilaku anaknya, sebut saja Rudi. Rudi adalah seorang anak kelas 2 SD yang saat ini tidak ingin sekolah lagi. Nilai yang diperoleh Rudi semakin menurun dibanding sebelumnya. Rudi juga enggan mengerjakan PR bahasa Indonesia yang diberikan oleh gurunya dengan alasan bosan dan sudah bisa. Dengan penuh kesabaran ibunya membujuk Rudi untuk mengerjakan soal bahasa Indonesianya itu, sebelum menjawab pertanyaan yang tersedia ibu meminta Rudi untuk membaca cerita pendek yang ada pada buku pegangan miliknya. Namun betapa kaget dan shock ibunya saat mengetahui bahwa Rudi masih mengeja satu persatu huruf dari cerita pendek tersebut. Kemudian ibunya pun mendatangi gurunya dan menanyakan keadaan Rudi jika disekolah. Gurunya menjelaskan bahwa Rudi adalah siswa yang patuh, dan selalu memperhatikan guru saat diberi penjelasan. Namun Rudi sering terlihat malas dan tidak mau mengerjakan terutama saat pelajaran bahasa, mencongak atau membaca.

Saat ini ibunya merasa kebingungan atas apa yang terjadi pada anaknya. Diantara kebingungannya, sang ibu kemudian membawa Rudi ke seorang Psikolog dan menemukan jawabannya bahwa Rudi mengalami Disleksia. Dari contoh kasus tersebut diatas merupakan suatu persoalan yang sering dialami oleh orangtua. Tidak jarang pula orangtua mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi persoalan yang sedang menimpa anaknya. Permasalahan anak di sekolah banyak disebabkan karena anak mengalami kesulitan dalam hal belajar. Anak dengan permasalahan belajar biasanya mempunyai permasalah yang khusus yakni mengalami kesulitan membaca, sedangkan inteligensinya normal dan tidak mempunyai penyimpangan lain (MÅ‘nks, F.J., 2002).

Kesulitan dalam belajar yang dialami oleh anak biasanya disebabkan karena disleksia. Hambatan membaca atau dyslexiaphonology (kesadaran pada diri dan karakteristik bunyi kata), rapid decoding

Anak dengan hambatan membaca atau disleksia mengalami kesulitan dalam mengenal kata yang mereka baca. Adanya penurunan dari permasalahan ingatan, namun lebih termanifestasi pada penurunan bahasa dan penurunan proses fonologi. Pada intinya anak yang mengalami hambatan dalam membaca, memiliki masalah dalam mengenal kata yang mereka baca, menempatkan berbagi fonem (suara dasar pada akhir kata), serta mengingat kata yang telah dipelajari sebelumnya (Kearney, 2006).

Adapun beberapa ciri yang dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi disleksia, diantaranya berikut :

- Lemah dalam membaca, menulis, dan mengeja. Anak yang mengalami disleksia akan mengalami kesulitan atau lamban dalam membaca, menulis dan mengeja.

- Keliru atau sering terjadi kesalahan dalam mengucap b/d, p/q, m/w, n/u Kesalahan dalam mengucapkan huruf-huruf tersebut sering kali terjadi pada anak yang mengalami disleksia.

- Kesulitan dalam mengingat perkataan
Dalam hal ini sulit bagi anak untuk mengingat sesuatu yang baru dia dengar kemudian menjelaskan dengan tepat.

- Kesulitan dalam memahami konsep masa lalu. Dalam hal ini, anak sering kupa bahkan sering terjadi kesalahan dalam mengingat kembali suatu peristiwa atau kejadian yang pernah ia lewati.

- Perbedaan yang menonjol antara kemampuan lisan dengan tulisannya. Anak yang mengalami disleksia memiliki kemampuan lisan yang baik dan fasih, namun lemah dalam hal bacaan.


Bagaimana Membantu Mengatasinya?

· Mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri anak
Dengan mengenal kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam diri anak, diharapkan orangtua lebih dapat mengarahkan anak pada kondisi yang lebih baik

· Mengenal bakat, keahlian ataupun potensi anak yang lain Perlu diketahui oleh orangtua mengenai bakat ataupun potensi yang dimiliki oleh anak. Sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri anak diantara kekurangan yang dialaminya.

· Mengetahui secara pasti masalah spesifik yang dialami anak, terutama dalam membaca dan menulis Dalam hal ini diperlukan kerjasama antara orangtua dengan para professional dalam mengidentifikasi permasalahan disleksia yang dialami oleh anak. Serta kesulitan yang dialami anak sehubungan dengan membaca dan menulis.

· Mencari cara untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi anak Diperlukan adanya kreativitas orangtua dalam menarik minat serta meningkatkan motivasi anak dalam belajar, terutama yang berkenaan dengan membaca.

· Memahami gaya belajar anak Dengan mengetahui gaya belajar anak, akan mempermudah orangtua dan guru dalam memberikan pelajaran terhadap anak. Gaya belajar itu sendiri dikelompokkan dalam tiga kategori yakni visual (dengan cara melihat), auditori (dengan cara mendengar) dan kinestetik (dengan cara melakukannya langsung).

“Tidak ada anak yang Bodoh, hanya saja mereka kurang beruntung”


sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca%2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933

Tidak ada komentar:

Posting Komentar