Jumat, 28 Mei 2010

Beberapa ciri Autis

1. Kesulitan dengan kemampuan organisasi
-------------------------------------
Penderita autis lepas dari kemampuan intelektual mereka, ternyata
memiliki kesulitan mengatur diri mereka sendiri. Seorang pelajar
autis mungkin bisa menyebutkan tanggal-tanggal bersejarah setiap
perang yang terjadi, namun selalu lupa membawa pensil mereka ke
kelas. Murid-murid ini bisa jadi seorang yang sangat rapi atau
paling jorok. Orangtua harus selalu ingat untuk tidak memaksakan
kehendaknya pada mereka. Mereka hanya tidak mampu mengatur diri
mereka sendiri tanpa pelatihan yang spesifik. Seorang anak
penderita autis memerlukan pelatihan kemampuan mengatur dengan
menggunakan langkah-langkah kecil yang spesifik supaya berfungsi
dalam situasi sosial dan akademis.

2. Seorang penderita autis memiliki masalah dengan pemikiran yang
bersifat abstrak dan konseptual
--------------------------------------------------------------
Lepas dari apa yang dikatakan orangtua, beberapa penderita autis
akhirnya memperoleh kemampuan abstrak, namun ada juga yang tidak.
Pertanyaan: "Mengapa kamu tidak mandi?" nampaknya sesuai untuk
dikatakan ketika sedang menghadapi anak yang tidak mau mandi.
Dengan anak autis seringkali lebih baik menghindari kalimat
pertanyaan yang mengundang perdebatan, sebaiknya Anda mengatakan:
"Saya tidak suka kalau kamu tidak mandi. Ayo, masuk ke kamar
mandi dan mandi sekarang. Kalau kamu butuh bantuan, saya akan
menolongmu tapi saya tidak akan memandikan kamu." Hindari
menanyakan pertanyaan yang panjang lebar. Para orangtua ataupun
perawat harus sekonkret mungkin dalam seluruh interaksi mereka.

3. Peningkatan tingkah laku tak wajar mengindikasikan peningkatan
stres
--------------------------------------------------------------
Dalam banyak situasi, terutama situasi yang tidak akrab, akan
menyebabkan stres sehubungan dengan perasaan atau hilangnya
kontrol. Dalam kebanyakan contoh, stres bisa dikurangi ketika
anak-anak diizinkan untuk keluar dari situasi yang menekan.
Membuat program untuk membantu anak-anak menghadapi stres di
sekolah sangat disarankan.

4. Perilaku mereka yang berbeda janganlah diambil hati
---------------------------------------------------
Penderita autis seharusnya tidak dianggap sebagai seorang yang
selalu berperilaku menyimpang atau ingin menyakiti perasaan orang
lain atau mencoba membuat hidup jadi sulit bagi orang lain.
Seorang penderita autis jarang bisa bersikap manipulatif. Umumnya
perilaku mereka merupakan hasil dari usaha mereka keluar dari
pengalaman yang menakutkan, atau membingungkan. Penderita autis,
secara alami karena ketidakmampuan mereka, memiliki sifat
egosentris. Kebanyakan penderita autis menghadapi masa-masa sulit
untuk bisa memahami reaksi orang lain karena adanya
ketidakmampuan persepsi.

5. Gunakan kata-kata dengan makna sesungguhnya
-------------------------------------------
Secara sederhana, katakanlah apa yang Anda maksudkan. Jika
pembicara tidak sangat mengenal si penderita autis, sebaiknya
mereka menghindari penggunaan: singkatan/panggilan, ejekan,
kalimat bermakna ganda, idiom, dan sebagainya.

6. Ekspresi wajah dan isyarat-isyarat lainnya biasanya tidak
berhasil
---------------------------------------------------------
Umumnya, mayoritas penderita autis memiliki kesulitan membaca
ekspresi wajah dan mentafsirkan bahasa tubuh atau perilaku dengan
kesan-kesan tertentu.

7. Seorang penderita autis nampak tidak mampu mempelajari sebuah
tugas
-------------------------------------------------------------
Ini merupakan sebuah tanda bahwa tugas atau tugas-tugas itu
terlalu sulit baginya dan perlu disederhanakan. Cara lainnya
adalah menghadirkan tugas-tugas itu dengan cara yang berbeda --
baik secara visual, fisik, maupun verbal. Metode-metode ini
seringkali diabaikan oleh guru-guru dan orangtua di rumah karena
hal ini memerlukan kesabaran, waktu eksperimen, dan kemauan untuk
mengubah metode atau kebiasaan lama.

8. Hindari terlalu banyak informasi atau kata-kata
-----------------------------------------------
Para guru dan orangtua harus jelas, menggunakan kalimat-kalimat
pendek dengan bahasa yang sederhana untuk menyampaikan maksud
mereka. Jika anak-anak tidak punya masalah pendengaran dan bisa
memperhatikan Anda, ia mungkin kesulitan memisah-misahkan apa
yang diajarkan dan informasi lainnya.

9. Tetaplah konsisten
------------------
Persiapkan dan berikan sebuah daftar pendek pelajaran yang akan
Anda ajarkan. Tulislah pada sebuah grafik. Datangi mereka setiap
hari pertama-tama dengan anak yang muda. Jika perubahan terjadi,
katakan padanya dan ulangi informasi tentang perubahan itu.

10. Aturlah sikapnya
----------------
Meskipun rasanya mustahil, adalah mungkin untuk mengatur sikap
anak autis. Kuncinya ialah konsistensi dan pengurangan stres
pada anak. Juga dianjurkan untuk melakukan penambahan sikap
sosial yang positif dilakukan secara rutin.

11. Hati-hati dengan lingkungan
---------------------------
Dalam banyak contoh, seorang penderita autis bisa sangat sensitif
dengan apa yang ada dalam ruangan. Cat tembok warna cerah atau
dengungan lampu pijar sangat mengganggu bagi para penderita
autis. Untuk membuat perubahan yang berarti, guru dan orangtua
perlu waspada dan berhati-hati terhadap lingkungan dan masalah-
masalah yang ada.

12. Anak yang memiliki perilaku menyimpang atau terus-menerus
membangkang merupakan sebuah tanda masalah
---------------------------------------------------------
Sekalipun anak-anak kadang-kadang berperilaku menyimpang atau
membangkang, seorang penderita autis seringkali bersikap demikian
ketika dia kehilangan kendali. Ini bisa menjadi sinyal bahwa
seseorang atau sesuatu di sekitarnya membuatnya marah atau
terganggu. Hal yang sangat menolong ialah keluar dari lingkungan
itu atau jika ia bisa menuliskan apa yang mengganggunya, tetapi
jangan mengharapkan sebuah respon positif misalnya ia melanjutkan
untuk mengerti apa yang sedang terjadi dan apa artinya. Metode
keberhasilan lainnya adalah permainan peran dan mendiskusikan apa
yang membuatnya marah atau berkelakuan buruk. Biarkan ia menjawab
karena ia berpikir Anda akan meresponi tingkah lakunya.
Memanfaatkan aktivitas ini akan menolong untuk mengurangi
kepadatan sebuah situasi sehingga mengubah fokusnya dengan
memperhatikan apa yang mengganggunya.

13. Jangan menduga apa pun saat mengevaluasi kemampuan atau
keahliannya
-------------------------------------------------------
Orang-orang yang menangani anak-anak autis melaporkan bahwa
beberapa orang autis sangat pintar matematika, tetapi tidak mampu
menghitung uang kembalian yang sederhana di kasir. Atau, mereka
memiliki kemampuan mengingat setiap kata yang ada dalam sebuah
buku yang dibacanya atau pidato yang ia dengar, tetapi tidak
ingat untuk membawa kertas ke kelas atau dimana ia menaruh sepatu
olahraganya. Perkembangan kemampuan yang tidak seimbang merupakan
sifat autisme. Autisme, sebagaimana disebutkan di atas, tidak
begitu diketahui atau dipahami dengan baik. Ini masih merupakan
masalah yang membingungkan bagi orangtua, guru dan mereka yang
bekerja dan mengobservasi anak-anak semacam ini.

14. Kunci
-----
Kunci untuk bekerja dengan penderita autis ialah:
BERSABARLAH, BERPIKIRAN POSITIF, KREATIF, FLEKSIBEL, dan
OBJEKTIF.

sumber : http://www.mail-archive.com/i-kan-konsel@xc.org/msg00076.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar