Sabtu, 29 Mei 2010

Gen Penyebab Skizofrenia telah ditemukan?

Sebelumnya belum ada yang tau persis apa penyebab skizofrenia. Baru-baru ini ada riset yang mengatakan kemungkinan penyakit ini disebabkan oleh gen-gen mutasi.
Kutip

The scientists identified four mutated gene regions. They found that four micro-deletions, or mutations – 15q13, 1q21 and 15q11 as well as 22q11 – occurred more often in those with schizophrenia.

Dengan adanya penemuan ini, diharapkan dapat ditemukan obat yang lebih baik dari sekedar obat anti psikotik dan juga diagnosis dini pada penderita. Mutasi ini juga ternyata ditemukan pada penderita autis, jadi mungkin aja kedua penyakit ini saling berhubungan.

Jurnal-jurnalnya :

1. Stefansson H., Rujescu D., Cichon S. et al. Large recurrent microdeletions associated with schizophrenia. Nature, Digitial Object identifier (DOI) number – 10.1038/nature07229;

2. 'Rare chromosomal deletions and duplications increase risk of schizophrenia', Nature, DOI number – 10.1038/nature07239.

3. O’Donovan MC. et al. Identification of loci associated with schizophrenia by genome-wide association and follow-up. Nature Genet. 2008 July 30, Advance online publication.

sumber : http://www.forumsains.com/kesehatan/gen-penyebab-skizofrenia-telah-ditemukan/?wap2

Kombinasi Sertraline-Naltrexone untuk Penderita Depresi dan Ketergantungan Alkohol

Kalbe.co.id - Terapi kombinasi sertraline-naltrexone menurunkan kejadian depresi, serta meningkatkan waktu pantang dan waktu bebas-alkohol pada pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol. Simpulan ini merupakan hasil penelitian dr. Helen M. Pettinati dan rekan dari Departement of Psychiatry, University of Pennsylvania School of Medicine, Philadelphia, Amerika Serikat.

Hingga kini, belum ada bukti empiris yang cukup kuat untuk mendukung pemberian antidepresan sebagai terapi bagi pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol. Walaupun banyak penelitian memperlihatkan bahwa obat antidepresan menurunkan gejala depresi pada pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol, pada umumnya pemberian obat antidepresan tampaknya tidak bermanfaat dalam mengurangi kebiasaan minum alkohol pada pasien-pasien depresi ini.

Sebuah penelitian tersamar ganda, kontrol plasebo dilakukan untuk meneliti efektifitas terapi kombinasi depresi (sertraline) dan ketergantungan alkohol (naltrexone) pada pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol. Penelitian ini melibatkan 170 pasien depresi-ketergantungan alkohol secara acak dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok I (n=40) diterapi dengan sertraline 200 mg sehari; kelompok II diterapi dengan naltrexone 100 mg sehari (n=49); kelompok III diterapi dengan kombinasi sertraline-naltrexone 200/100 mg (n=42); serta kelompok IV diterapi dengan plasebo ganda (n=39). Terapi berlangsung selama 14 minggu dan selama terapi berlangsung, pasien juga diberi terapi kognitif dan tingkah laku (cognitive-behavioral therapy).

Hasil penelittian memperlihatkan bahwa terapi kombinasi sertraline-naltrexon menghasilkan angka berpantang-alkohol dan masa bebas minum lebih besar dibandingkan dengan terapi lainnya.

Selain itu juga dilaporkan bahwa pasien yang tidak mengalami depresi hingga akhir penelitian lebih banyak pada kelompok terapi kombinasi sertraline-naltrexone (83,8%) dan lebih baik secara bermakna bila dibandingkan dengan rata-rata terapi lainnya. (83,8% vs 58.3%, p=0,014)

Dr. Pettinati mengatakan bahwa hasil penelitian ini sangat penting, karena dalam praktik, depresi dan ketergantungan alkohol sering terjadi bersamaan pada seorang pasien dan pemberian terapi antidepresan saja tidak cukup untuk mengurangi kebiasaan minum alkohol. Harapan pasien untuk sembuh makin kecil bila pasien sekaligus menderita depresi dan ketergantungan alkohol. Terapi kombinasi sertraline-naltrexone dapat dipertimbangkan sebagai terapi pada pasien-pasien yang mengalami depresi dan ketergantungan alkohol.

Kesimpulan
  • Terapi kombinasi sertraline-naltrexone menurunkan kejadian depresi, serta meningkatkan waktu pantang dan waktu bebas-alkohol pada pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol.
  • Hasil penelitian ini penting karena depresi dan ketergantungan obat sering terjadi bersamaan, dan obat depresi saja tidak mengurangi ketergantungan minum alkohol pada pasien-pasien ini. Perlu diberikan terapi kombinasi sertraline dan naltrexone pada pasien penderita depresi dan ketergantungan obat, untuk mencapai hasil terapi optimal.
sumber : http://www.kalbe.co.id/articles/20564/kombinasi-sertraline-naltrexone-untuk-penderita-depresi-dan-ketergantungan-alkohol.html

Jumat, 28 Mei 2010

Pakistan demo karikatur Nabi Muhammad

(AFP)

LAHORE - Ribuan warga Pakistan bersiap untuk melakukan protes pada hari ini. Mereka geram dengan upaya pencitraan atas Nabi Muhammad oleh pihak barat, khususnya yang beberapa hari ini merebak di situs jejaring sosial Facebook.

Sebelumnya sebuah pemilik akun Facebook mengadakan kompetisi karikatur Nabi Muhammad, sebagai bentuk mempromosikan kebebesan berekspresi. Kompetisi yang diorganisir oleh seorang kartunis wanita Amerika Serikat (AS) ini, mengundang kecaman dari warga Pakistan yang dikenal konservatif. Seperti dikutip Associated Press.

Kemarahan Pakistan atas kompetisi ini menyebabkan pihak Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA) memblokir akses Facebook, YouTube dan lebih dari 450 jaringan yang memiliki akses kepada akun milik organisator kompetisi itu.

Selain itu ribuan mahasiswa dan aktifis muslim sudah turun ke jalan di beberapa Kota Pakistan, guna mengecam kompetisi kontroversial tersebut. Protes ini diperkirakan akan berlangsung lebih besar lagi saat partai-partai di negeri Benazir Bhutto tersebut dijadwalkan untuk melakukan aksi serupa.

Protes diperkirakan akan berlangsung di Lahore, Karachi, Peshawar dan Rawalpindi.

Hukum Islam memang melarang keras pencitraan wajah Nabi Muhammad, karena dianggap sebagai sebuah tindakan yang mencoreng nama Islam.

Kontroversi serupa pernah merebak pada 2006 silam, saat sebuah suratkabar di Denmark menerbitkan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad sebagai sosok teroris. Tak Pelak penerbitan karikatur tersebut menimbulkan kecaman yang pada akhirnya kerusuhan di Pakistan dan negara-negara Islam lainnya.

Kontroversi Hari Menggambar Muhammad

INILAH.COM, Jakarta- Gerakan untuk menggambar Nabi Muhammad sebagai perayaan kebebasan atau upaya terselubung menghina muslim? Yang jelas penggagas gerakan itu mengaku hidupnya tidak tenang.

Everybody Draw Mohammed Day dijadwalkan digelar 20 Mei pada hari ini dan dimaksudkan sebagai gerakan antisensor. Gerakan yang mengajak untuk menggambar Nabi Muhammad itu, digagas bulan lalu oleh Molly Norris.

Kartunis dari Seattle ini merasa prihatin saat jaringan TV kabel AS, Comedy Central memutuskan untuk menyensor episode “South Park” yang menggambarkan Nabi Muhammad menggunakan pakaian beruang.

Situs Islam ekstrim, RevolutionMuslim.com kemudian memberi peringatan dengan menyebut kreator ‘South Park’, Trey Parker dan Matt Stone bisa bernasib sama dengan pembuat film asal Belanda, Theo Van Gogh yang dibunuh pada 2004 setelah memproduksi film mengenai perlakuan perempuan di masyarakat Islam.

Dalam sebuah interview dengan Fox News, Norris yang telah menjauhkan diri dari masalah itu mengatakan, dirinya bahagia usahanya mendapat sambutan.

“Saya berpikir Viacom atau Comedy Central bertindak berlebihan akibat ancaman dari blog kecil atau website yang tidak banyak orang melihat, dan aku menilai sebagai sebuah contoh dari lereng licin aturan sensor,” ujarnya kepada Fox.

Sudah lebih 100 ribu pengguna Facebook yang bergabung di halaman Everybody Draw Mohammed Day di Facebook. Di lain pihak, halaman lain yang memprotes tindakan tersebut juga memiliki fans yang tak kalah banyaknya.

Mayoritas Muslim percaya representasi visual dari nabi adalah tidak patut, dan mengalihkan perhatian dari firman Tuhan. Hal itu juga bisa menimbulkan semacam penyembahan individu dan dilarang dalam Islam.

Pada pekan pertama sejak Norris memposting kartunnya, berbagai blog telah mengomel kepadanya. Kelompok advokasi Muslim juga mengambil tindakan.

Norris kemudian memposting permintaan maaf, dan bergabung dengan kelompok pemrotes. Ia diwawancarai media nasional AS dan menjalankan situs untuk mencoba menjauhkan diri dari ‘monster’ yang diciptakannya.

Namun dia kini tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan ‘monster’ yang diciptakannya atau bahkan untuk berpaling. Dia menghabiskan hari-harinya berjuang melawan gelombang bergantian kecemasan dan ketenangan, memeriksa Facebook, berjalan kaki, kemudian memeriksa Facebook lagi.

Ketika hari ini tiba, Norris meninggalkan Seattle untuk liburan. "Aku tidak bisa menghadapinya," katanya. "Rasanya seperti menonton sebuah kecelakaan mobil."[ito]

sumber : http://inilah.com/news/read/teknologi/2010/05/20/545551/kontroversi-hari-menggambar-muhammad/

Pecandu Internet Divonis Bersalah Telantarkan Bayi

TEMPO Interaktif, Seoul - Satu pasangan Korea Selatan hari Jumat divonis bersalah karena mengabaikan anak mereka yang baru lahir. Anak itu mati kelaparan sementara mereka memainkan game online membesarkan anak virtual.

Sang suami, sopir taksi 41 tahun, dan istrinya, 25 tahun, dihukum dua tahun penjara, tetapi hukuman wanita dihentikan karena dia hamil.

Pasangan itu bermain di kafe-kafe internet rata-rata 10 jam setiap hari dan memberi minum bayi mereka hanya sekali sehari, kata jaksa.

Gadis itu, yang lahir prematur dengan berat 2,25 kilogram, sering diberi susu formula basi dan dipukuli ketika dia menangis karena kelaparan.

Mereka menemukan bayi itu tewas ketika mereka kembali ke rumah mereka di Suwon, sebelah selatan Seoul, setelah bermain game sepanjang malam-September lalu. Mereka bersembunyi di rumah saudara setelah petugas otopsi mendapati bayi mereka meninggal karena gizi buruk.

"Ini merupakan kejahatan yang tidak manusiawi di mana terdakwa bahkan meninggalkan tanggung jawab yang paling mendasar sebagai orang tua, dan tak termaafkan dengan alasan apapun," kata Pengadilan Distrik Suwon dalam putusannya.

Sang ibu akan menghindari hukuman penjara jika ia tidak bermasalah selama tiga tahun. Pasangan itu, yang hanya diidentifikasi dengan nama keluarga mereka, Kim, memiliki tujuh hari untuk mengajukan banding.

Kasus itu mengejutkan Korea Selatan dan meningkatkan keprihatinan atas keparahan kecanduan game online dan internet di negara dengan 49 juta jiwa itu. Pemerintah mengatakan ada 2 juta pecandu Internet di negara yang dianggap memiliki teknologi internet paling maju itu.
sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/asia/2010/05/29/brk,20100529-251123,id.html

Pecandu Game Online Coba Bunuh Diri Dengan Menelan Pecahan Gergaji

Menurut hasil terjemahan dari sebuah situs Cina, Danwei.org, seorang pecandu game dan internet asal Beijing mencoba melakukan tindakan bunuh diri dengan menelan pecahan gergaji. Xiao Cai, berumur 23 tahun yang telah kecanduan dunia game online selama 4 tahun dan telah menyebabkan ia beberapa kali untuk mencoba bunuh diri, sangat kecanduan pada internet sehingga menyebabkan mentalnya terpengaruhi. Artikel yang diterbitkan oleh Beijing Morning Post mengatakan, setelah Xiao Cai merasa sakit, ia segera menelpon rumah sakit dan minta tolong kepada pihak rumah saki. Pada tanggal 4 Januari, reporter dari Beijing Morning Post datang ke kamar tempat Xiao Cai dirawat. Setelah operasi, hampir semua pecahan gergaji yang ada dalam tubuhnya telah berhasil dikeluarkan. Dan sekarang kondisinya sedang dalam kondisi yang stabil. Ibunya berada di sampingnya dan sedang menyuapi sup bayam dan telur. Xiao Cai memakannya dengan nikmat, tetapi ia masih tetap batuk-batuk. Setelah ibunya selesai menyuapinya, Xiao Cai menjadi sedikit gelisah dan mulai memainkan jarum infusnya. Xiao Cai mulai meniru semua kalimat dari sebuah game online dan kadang-kadang tertawa sambil menatap reporter tersebut. Saat sang reporter berbicara dengan paman dari Xiao Cai, pamannya mengatakan, “kalau saja kepribadiannya tidak introvert, mungkin ia tidak akan kecanduan pada internet.” Pamannya juga menyatakan, “Xiao Cai mulai bermain game online saat masih SMP. Tidak lama kemudian setelah seorang perempuan netizen (sebutan untuk orang di dunia virtual / cyber) dan hatinya terluka, ia mulai menghabiskan kebanyakan waktunya untuk bermain game online. Xiao Cai semakin kecanduan pada internet, bahkan sampai pada tahap dimana hal tersebut mempengaruhi mentalnya: sebelumnya ia sudah pernah dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit untuk perawatan. Sebelum ini, ia sudah pernah menelan obat tidur dan juga obat serangga. Tetapi ia selalu berhasil diselamatkan.” China yang pada tahun 2009 akan menjadi negara pertama yang mengakui Kecanduan Internet sebagai sebuah kondisi medis yang resmi bahkan sudah membuat pusat rehabilitasi khusus untuk kondisi ini. Seperti yang dilaporkan oleh csmonitor.com, mereka sedang berusaha untuk menolong orang-orang seperi Xiao Cai, dengan menginstitusikan disiplin bergaya militer. Perawatan yang akan dilakukan adalah konseling selama 3 bulan, aktivitas untuk membangun rasa percaya diri, pelajaran seks dan dalam sekitar 60% kasus, penggunaan medikasi. Apakah cara tersebut merupakan cara yang tepat untuk menangani kasus-kasus seperti Xiao Cai masih belum bisa dipastikan. Tetapi tampaknya, negara yang prihatin terhadap kecanduan internet ini sudah semakin banyak dan beberapa negara sudah mulai melakukan tindakan secara agresif terhadap kasus ini

sumber : www.google.com

Layanan Kesehatan Lansia Butuh Perlakuan Khusus

KabarIndonesia - Sawahlunto, Pelayanan kesehatan bagi lansia juga menjadi perhatian dinas kesehatan kota Sawahlunto, karena pelayanan kesehatan lansia memrlukan perlakukan khusus.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sawahlunto Hermansyah yang didampingi Kasi KIA dan Kes. Pro Dinas Kesehatan Sawahlunto Risma Yenny mengatakan, untuk menjangkau pelayanan tersebut kini sudah ada 32 posyandu lansia. “Tersebarnya Posyandu ini dapat memudahkan jangkauan pelayanan” katnya Rabu (10/6).

Dalam pelayanan kesehatan pada lansia, sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan social, terkait dengan faktor usia dan menurunnya fungsi dibeberapa tubuh.

Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu pelayanan yang komprehensif.

Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan lansia pun, kata Risma Yenny, kota juga bekerjasama dengan membentuk Tim Kemitraan yang terdiri dari unsur Dinas Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, PKK, Depag, dan Dinas Kesehatan.
sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Layanan+Kesehatan+Lansia+Butuh+Perlakuan+Khusus&dn=20090611010537

Perlambat Pikun dengan Latihan Otak

Salah satu cara menjaga kebugaran otak adalah dengan senam otak sehat atau GLO.

Saat hendak bepergian, Asri (42) sibuk mencari kunci mobil. Pencariannya ke kamar, ke meja kerja, dan beberapa tempat lain tak membuahkan hasil. Barulah, setelah beberapa saat, ia teringat bahwa sang kunci ''bertengger'' di tas yang ia jinjing sedari tadi. Inikah tanda-tanda pikun? Pikun atau demensia memang biasa terjadi pada lanjut usia (lansia).

Demensia menyebabkan kualitas hidup penderitanya jelek dan hubungan sosial menjadi terganggu. Tak hanya itu, penderita juga menjadi beban keluarga dan negara, kata dr Astuti SpS dari SMF (Staf Medik Fungsional) Saraf di RS Dr Sardjito, Yogyakarta.

Proses menua dan usia lanjut memang proses alami. Fenomena menua ini juga terjadi pada otak. Hal yang paling dirasakan adalah kemunduran daya ingat (memori) dan ini bisa secara normal dan tidak normal. Inilah yang kemudian menyebabkan demensia. Padahal, kepikunan pun bisa diperlambat lho! Seperti Asri, misalnya, ada baiknya ia melakukan berbagai latihan khusus memperlambat pikun, sebelum usia terlanjur lanjut.

Kemampuan daya ingat yang menurun secara normal pada lansia disebabkan oleh proses berpikir menjadi lamban, kurang menggunakan strategi memori yang tepat, dan kesulitan untuk pemusatan perhatian dan konsentrasi. Ia juga memerlukan lebih banyak waktu untuk belajar hal yang baru, memerlukan lebih banyak isyarat untuk mengingat kembali apa yang pernah diingatnya. Orang yang mengalami kepikunan yang tidak normal, ia bisa lupa makan, lupa nama pasangan, benda, angka, atau keterampilan yang pernah dikuasai. Terkadang, ia pun lupa dengan aturan-aturan sosial.

Untuk itu Astuti pun memberikan beberapa kiat mengatasi kemunduran daya ingat atau memperlambat kepikunan. Intinya, jangan biarkan otak Anda berhenti bekerja. Berikut kiatnya:

- Selalu belajar, berarti aktifkan otak Anda. Bangkitkan minat memakai pikiran dengan cara misalnya membiasakan membaca buku-buku yang bermanfaat, seperti membaca Al-Qur'an rutin, matematika, berhitung, merancang, atau memasak.

- Ulangi informasi yang baru untuk disimpan dalam ingatan

- Melatih memusatkan perhatian/konsentrasi, misalnya: dengan berdzikir, shalat yang khusuk, yoga, dan lain-lain.

- Rekreasi.

- Ikut kegiatan sosial.

- Konseling ke spesilis saraf, untuk deteksi dini demensia.

- Membuat catatan atau biografi merupakan aktifitas lansia yang paling baik dan sangat berharga.

- Menjaga kesehatan tubuh dengan pola hidup sehat seperti makan-makanan sehat, istirahat/tidur cukup, hindari rokok dan alkohol.

- Gerak Latih Otak (senam otak) dan olahraga lain sesuai kemampuan.

Gerak dan Latih Otak

Pada prinsipnya dasar latihan otak adalah ingin otak tetap bugar dan mencegah pikun. Otak adalah satu-satunya organ yang kecanggihannya menurut para peneliti lebih canggih dari tata surya di alam lain. Seumur hidup manusia menurut penelitian, otak hanya terpakai 20 persen dan 80 persen lainnya belum terungkap, kata dr Astuti SpS.

Astuti memberi contoh, tersumbatnya di bagian otak sebelah kiri di atas telinga kita itu pusat berbahasa. Akibatnya, orang akan sulit bicaranya. Jika yang terjadi lesi di atas puncak kepala, pas pusat penggerakan jari tangan atau bibir, bisa cadel, lumpuh, dan sebagainya.

''Kita harus memberi edukasi pada masyarakat untuk memelihara otak tetap bugar. supaya kualitas hidupnya tetap terjaga baik. Karena sedikit lesi (luka), jaringan otak tidak berfungsi sehingga dengan sendiri aktivitas/kualitas hidup seseorang menjadi jelek,''kata Astuti.

Salah satu latihan untuk otak adalah dengan senam otak sehat atau yang diciptakan oleh Asosiasi Alzheimer Indonesia disebut Gerak dan Latih Otak (GLO).

GLO ini bisa dilakukan oleh semua usia. Pada penderita epilepsi anak, anak dengan cerebral palsy, anak yang gerak tangannya tidak terkoordinasi selain difisioterapi, mereka juga bisa dilatih otaknya lewat GLO.

GLO ini gerakannya mudah dan dapat dilakukan saat duduk atau berdiri. dilakukan dengan perasaan senang, rileks, serta tidak menahan napas. ''Bila sedang berada di bus kota, sedang di depan meja komputer, gerakan ini bisa saja dilakukan dalam hanya dalam lima menit.

Biasanya latihan yang dianjurkan tiga kali seminggu, masing-masing sekitar 15-20 menit, harus selalu membayangkan gerak fisiknya, supaya tersambung sirkuit otak dengan gerakan-gerakan yang sedang dilakukan.

1. Latih peregangan leher

Posisi badan menghadap lurus ke depan, dengan telapak tangan kanan pada sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, sementara kepala menghadap lurus ke depan. Otot-otot leher akan terasa teregang melawan dorongan tangan. Lakukan delapan kali hitungan dengan tidak menahan nafas. Lakukan secara bergantian dengan telapak tangan kiri.

2. Peregangan bahu dan lengan atas

a. Luruskan tangan kanan ke atas (di samping telinga), telapak tangan menghadap ke depan. Tangan kiri melewati belakang di bawah siku tangan kanan. Tangan yang lurus digerakkan ke belakang, sedangkan tangan yang satunya menahan ke depan.

Akan terasa regangan pada bahu dan lengan atas. Hembuskan nafas pada saat otot diaktifkan atau tegang. Kemudian lakukan bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.

b. Luruskan tangan kanan ke atas, di samping telinga dengan telapak tangan menghadap ke dalam. Tangan yang lurus digerakkan ke kanan, sedangkan tangan yang satu lagi menarik tangan kanan ke arah dalam. Lakukan bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.

c. Posisi tangan kanan lurus menekan ke arah telinga kanan dan tangan yang satu lagi mendorong ke arah keluar. Lakukan bergantian dengan tangan kiri, masing-masing dua kali.

3. Pemanasan sakelar otak

Gosoklah dua lekukan kiri dan kanan di bawah pertemuan tulang selangka kiri dan kanan dengan tulang dada. Dengan tangan lain gosok daerah perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas, ke bawah dan memutar dari kiri atas ke kanan atas. Lakukan enam kali pernapasan dengan tangan bergantian.

4. Latihan inti

a. Delapan tidur

Berdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu jari menghadap ke atas di depan hidung. Gerakkan tangan ke kiri atas, kiri bawah, kembali ke tengah, lalu ke ke kanan atas, kanan bawah dan kembali ke tengah. Gerakan ini membentuk angka delapan tidur dan lakukan tanpa diikuti gerakan bola mata.

b. Untuk variasi delapan tidur, gerakkan ibu jari sama seperti gerakan delapan tidur, tetapi gerakan ibu jari diikuti dengan gerakan bola mata. Lakukan latihan ini bergantian dengan tangan kanan, kiri, dan kedua tangan saling berkaitan. Masing-masing dalam hitungan dua kali delapan.

sumber : www.google.com

Penderita HIV/AIDS

KEJAKSAAN -- Sebagai wilayah perlintasan dan penghubung antara Jawa Tengah-Jakarta, Kota Cirebon sangat rawan penyebaran penyakit HIV/Aids. Kota Cirebon termasuk daerah yang penyebaran HIV/Aids-nya cukup tinggi. Menurut Sekretaris Daerah, Drs H Hasanudin Manap MM, hingga saat ini jumlah penderita HIV/Aids di Kota Cirebon mencapai 435 jiwa yang berasal dari berbagai usia.

“Sedangkan untuk yang meninggal dunia diakibatkan HIV/Aids, telah mencapai 43 jiwa,” kata dia saat membuka kegiatan sosialisasi Perda No 1/2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/Aids di gedung CIMB, Kamis (27/5).

Sesuai data, kata Hasanudin, penyebaran penyakit HIV/Aids di Kota Cirebon paling banyak melalui jarum suntik. Penggunaan jarum suntik tersebut diawali dengan penggunaan obat-obatan terlarang yang menggunakan jarum suntik sebagai alat memasukkannya ke dalam tubuh.

“Karena untuk membeli jarum suntik baru cukup mahal, akhirnya di antara pengguna jarum suntik sering bergonta-ganti, sehingga bisa menularkan penyakit mematikan itu,” ujar dia.

Untuk menghindari penggunaan obat-obatan terlarang, Pemkot Cirebon akan menyelenggarakan tes urin untuk mengetahui bebas narkoba. Namun karena alat yang digunakan cukup mahal yakni berkisar Rp16 ribu satu set dan jumlah PNS yang mencapai 8 ribu lebih, maka Pemkot Cirebon akan bekerjasama dengan jajaran Polresta Cirebon.

“Salahsatu upaya memberantas narkoba dan penyebaran HIV/Aids, maka harus dimulai dari jajaran PNS di lingkungan Pemkot Cirebon yang harus bersih terlebih dahulu,” jelasnya.

Hasanudin meminta agar para penderita HIV/Aids tidak dikucilkan. Sebab, jika dikucilkan, maka penderita HIV/Aids akan berpikir untuk menyebarkan penyakitnya untuk mencari teman karena 1 orang penderita HIV/Aids bisa menularkan kepada 20 orang.

“Yang harus dilakukan adalah dengan memberikan motivasi kepada penderita HIV/Aids untuk bisa tetap bertahan hidup, meski menderita penyakit HIV/Aids,” pintanya.

Salahsatu upaya Pemkot Cirebon untuk menekan angka penyebaran HIV/Aids adalah dengan dibuatnya Perda No 1/2010 tentang Penanggulangan HIV/Aids. Setelah perda tersebut resmi diberlakukan, Pemkot Cirebon melakukan sosialisasi kepada lurah dan camat se-Kota Cirebon untuk diberikan penjelasan tentang Perda No 1/2010 soal bahaya serta penularan penyakit HIV/Aids.

“Dengan mengundang para PNS untuk melakukan sosialisasi, diharapkan mereka bisa kembali melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Selain melalui perda, Pemkot Cirebon juga menyediakan klinik pengobatan di RSUD Gunungjati,” paparnya.

Asisten Administrasi Umum, Nusyirwan Ilyas SH, mengungkapkan, sosialisasi dengan melibatkan PNS lebih mudah jika dibandingkan langsung dengan masyarakat.

“Sebab, para PNS merupakan publik figure, sehingga nantinya diharapkan bisa ikut membantu sosialisasi kepada masyarakat,” ungkap dia.

Pria berkacamata ini juga menjelaskan, selain di kalangan PNS, sosialisasi Perda No 1/2010 tersebut juga akan dilakukan langsung kepada masyarakat. Namun hal tersebut belum bisa dipastikan waktunya karena mengumpulkan masyarakat umum lebih sulit. (mam)...

sumber : www.google.com

Ketika Anak Menginjak Masa Remaja

bagi semua orang tua menghadapi anak usia remaja adalah tugas yg berat.
berat karena selalu terjadi konfrontasi antara ortu dan anak remaja
seperti kita semua maklum dunia remaja adalah dunia masa peralihan dari masa anak2 kedunia orang dewasa.

nah masa ini bagi seorang anak sungguh2 berharga utk mengisi dirinya dengan beberapa informasi yg penting agar mereka mantap percaya diri dalam melangkahkan kaki diluar rumah.
PD dan self motivation adalah yg dirindukan oleh kaum remaja

ego remaja sangat tinggi dan sensitive, kita harus maklumi sebab dalam masa ini mereka berusaha mencari jati diri mereka. seperti kalau dia punya adik maka dia ingin agar adik tunduk pada kata2 dia dsb.
atau kalau kita minta sesuatu maka dia akan memberi reaksi sangat sensitive /melawan

beberapa ortu memang sampai puyeng garuk2 kepala menghadapi anak2 mereka yg menginjak masa kritis ini.
sebab apa ! sebab ortu dan si remaja akan memasuki ruang komunikasi yg sangat sulit. yaitu si remaja banyak tidak pernah mau dengar apa yg ortu pesankan oleh karena remaja merasa '' oh aku sdh besar ! ''
dan pada pihak ortu mereka menganggap cara mereka adalah yg paling benar dan tepat serta tidak suka kalau anak2 membantah

saya mempunyai beberapa advis bagaimana kita membimbing anak2 kita yg mendekati remaja, atau sudah remaja

> jangan pernah tinggalkan anak2 kita yg dalam masa peralihan ini sendiri.

dalam arti lakukan tetap dialog. jadikan ortu sebagai ortu dan teman. sehingga anak2 tidak menutup diri dan selalu merasa terlindungi dan terbuka
sediakan selalu kuping utk mendengar curhat mereka, entah itu masalah yg sepele antara dia dgn teman2 atau masalah pelajaran disekolah atau masalah2 sosial lainnya dalam pergaulan

saya selalu menganjurkan sedari dini sesuai usia anak2 mulai usia 8 - 9 tahun sebaiknya pasutri bekerja sama utk bersama2 memberi informasi yg sangat penting tentang informasi seks kepada anak2nya
sesuaikan dengan usia mereka berdasarkan literatur yg ada. sebab dalam masa remaja ini anak2 tentu akan mengalami perubahan besar2-an secara anatomi pada tubuh mereka

- anak cewek akan mengalami pertumbuhan payudara
- anak cowok akan mulai mengeras buah zakar / testis dan terkadang ereksi tanpa dia mengerti kenapa
- anak ce dan co sudah mulai dengan pertumbuhan rambut2 pada kemaluan dan ketiak, suara yg berubah akibat berubahnya hormon2
- anak ce sudah mulai memproduksi lendir yg banyak pada miss V nya tetapi dia belum mulai haid. sebab inilah gejala dimana endometrium /indung telur mulai mempersiapkan dirinya utk memproduksi sel telur agar suatu waktu bisa dibuahi

nah ! mereka tentu mau tahu bukan mengapa ibu jadi hamil kemudian darimana datangnya bayi dsb. kenapa penisnya sewaktu2 mengeras, dan mengapa payudara sakit kalau disentuh, dan mengapa daerah kemaluan gatal dan juga ketiak.

kita sebagai ortu HARUS menjelaskan ini disesuaikan dengan situasi usia mereka

jelaskan mengapa anak ce harus punya payudara dan mengapa harus haid nanti ketika usia 10 atau 11 thn dsb
juga jelaskan pada anak co kenapa penis dia mulai mengeras dan terkadang kantung testis mengeras. lalu mengapa suara dia berubah dsb
terangkan bahwa mereka kini sudah ber-anjak kesituasi akil baliq yaitu situasi peralihan dari dunia anak2 kedunia org dewasa
jadi mereka tidak lagi bebas boleh mandi bersama ramai2 karena mereka kini sdh mengalami perubahan2 pada tubuh mereka dsb

dan jelaskan darimana datangnya bayi. hal ini penting karena kita menitipkan suatu pesan norma2, bahwa hubungan ML yg tidak bertanggung jawab yg mengakibatkan kehamilan diluar perkawinan selamanya tidak diperkenankan baik oleh agama dan tuntutan hidup yg normal.
dengan menerangkan hal ini secara terus terang, maka anak2 akan mengetahui mana batas2 pergaulan yg diperbolehkan dan mana yg TERLARANG.

jaman modern sekarang ini oleh karena globalisasi kemajuan tekhnologi maka informasi seks tersebar gratis tanpa bertanggung jawab.
nah ! kita sebagai ortu tidak ingin bukan kalau anak2 kita yg meningkat remaja menelan bulat2 informasi erotik ini tanpa pengarahan yg benar dari kita ortunya

bagaimanapun kita harus memberi informasi ini lebih awal agar anak2 kita yg bertumbuh masuk dalam dunia remaja agar tidak mencari secara sembunyi2 lewat pergaulan baik itu disekolah atau lingkungan rumah.

dengan memberi bekal seperti ini, maka dunia informasi bagi mereka selalu cukup tersedia dirumah dari ortunya ketimbang dari luar. dengan demikian anak2 kita akan terlindung aman dari keterangan2 yg tidak bertanggung jawab seputar kehidupan remaja

bekerja samalah dengan suami utk menangani hal ini. usia remaja adalah usia '' kepingin tahu ''
sebab itu kita harus siap utk menerangkannya


sumber : www.google.com

Anakku Sulit Membaca, Apakah Menderita Dyslexia?

KabarIndonesia - Pada suatu ketika ada seorang ibu yang mengeluhkan tentang perilaku anaknya, sebut saja Rudi. Rudi adalah seorang anak kelas 2 SD yang saat ini tidak ingin sekolah lagi. Nilai yang diperoleh Rudi semakin menurun dibanding sebelumnya. Rudi juga enggan mengerjakan PR bahasa Indonesia yang diberikan oleh gurunya dengan alasan bosan dan sudah bisa. Dengan penuh kesabaran ibunya membujuk Rudi untuk mengerjakan soal bahasa Indonesianya itu, sebelum menjawab pertanyaan yang tersedia ibu meminta Rudi untuk membaca cerita pendek yang ada pada buku pegangan miliknya. Namun betapa kaget dan shock ibunya saat mengetahui bahwa Rudi masih mengeja satu persatu huruf dari cerita pendek tersebut. Kemudian ibunya pun mendatangi gurunya dan menanyakan keadaan Rudi jika disekolah. Gurunya menjelaskan bahwa Rudi adalah siswa yang patuh, dan selalu memperhatikan guru saat diberi penjelasan. Namun Rudi sering terlihat malas dan tidak mau mengerjakan terutama saat pelajaran bahasa, mencongak atau membaca.

Saat ini ibunya merasa kebingungan atas apa yang terjadi pada anaknya. Diantara kebingungannya, sang ibu kemudian membawa Rudi ke seorang Psikolog dan menemukan jawabannya bahwa Rudi mengalami Disleksia. Dari contoh kasus tersebut diatas merupakan suatu persoalan yang sering dialami oleh orangtua. Tidak jarang pula orangtua mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi persoalan yang sedang menimpa anaknya. Permasalahan anak di sekolah banyak disebabkan karena anak mengalami kesulitan dalam hal belajar. Anak dengan permasalahan belajar biasanya mempunyai permasalah yang khusus yakni mengalami kesulitan membaca, sedangkan inteligensinya normal dan tidak mempunyai penyimpangan lain (MÅ‘nks, F.J., 2002).

Kesulitan dalam belajar yang dialami oleh anak biasanya disebabkan karena disleksia. Hambatan membaca atau dyslexiaphonology (kesadaran pada diri dan karakteristik bunyi kata), rapid decoding

Anak dengan hambatan membaca atau disleksia mengalami kesulitan dalam mengenal kata yang mereka baca. Adanya penurunan dari permasalahan ingatan, namun lebih termanifestasi pada penurunan bahasa dan penurunan proses fonologi. Pada intinya anak yang mengalami hambatan dalam membaca, memiliki masalah dalam mengenal kata yang mereka baca, menempatkan berbagi fonem (suara dasar pada akhir kata), serta mengingat kata yang telah dipelajari sebelumnya (Kearney, 2006).

Adapun beberapa ciri yang dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi disleksia, diantaranya berikut :

- Lemah dalam membaca, menulis, dan mengeja. Anak yang mengalami disleksia akan mengalami kesulitan atau lamban dalam membaca, menulis dan mengeja.

- Keliru atau sering terjadi kesalahan dalam mengucap b/d, p/q, m/w, n/u Kesalahan dalam mengucapkan huruf-huruf tersebut sering kali terjadi pada anak yang mengalami disleksia.

- Kesulitan dalam mengingat perkataan
Dalam hal ini sulit bagi anak untuk mengingat sesuatu yang baru dia dengar kemudian menjelaskan dengan tepat.

- Kesulitan dalam memahami konsep masa lalu. Dalam hal ini, anak sering kupa bahkan sering terjadi kesalahan dalam mengingat kembali suatu peristiwa atau kejadian yang pernah ia lewati.

- Perbedaan yang menonjol antara kemampuan lisan dengan tulisannya. Anak yang mengalami disleksia memiliki kemampuan lisan yang baik dan fasih, namun lemah dalam hal bacaan.


Bagaimana Membantu Mengatasinya?

· Mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri anak
Dengan mengenal kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam diri anak, diharapkan orangtua lebih dapat mengarahkan anak pada kondisi yang lebih baik

· Mengenal bakat, keahlian ataupun potensi anak yang lain Perlu diketahui oleh orangtua mengenai bakat ataupun potensi yang dimiliki oleh anak. Sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri anak diantara kekurangan yang dialaminya.

· Mengetahui secara pasti masalah spesifik yang dialami anak, terutama dalam membaca dan menulis Dalam hal ini diperlukan kerjasama antara orangtua dengan para professional dalam mengidentifikasi permasalahan disleksia yang dialami oleh anak. Serta kesulitan yang dialami anak sehubungan dengan membaca dan menulis.

· Mencari cara untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi anak Diperlukan adanya kreativitas orangtua dalam menarik minat serta meningkatkan motivasi anak dalam belajar, terutama yang berkenaan dengan membaca.

· Memahami gaya belajar anak Dengan mengetahui gaya belajar anak, akan mempermudah orangtua dan guru dalam memberikan pelajaran terhadap anak. Gaya belajar itu sendiri dikelompokkan dalam tiga kategori yakni visual (dengan cara melihat), auditori (dengan cara mendengar) dan kinestetik (dengan cara melakukannya langsung).

“Tidak ada anak yang Bodoh, hanya saja mereka kurang beruntung”


sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca%2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933

Autisme Bisa Dibantu dengan Hormon Oksitosin

Kalbe.co.id - Oksitosin atau yang dikenal juga dengan hormon cinta, bisa membantu mengembangkan keterampilan dan perilaku sosial penderita autisme pada level high-functioning. High-functioning autism merupakan istilah informal yang merujuk pada orang-orang autis yang dianggap memiliki fungsi yang lebih tinggi di bidang tertentu dibandingkan penderita autisme pada umumnya.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang-orang dengan gangguan high-functioning autism, seperti Asperger's syndrome, yang ditangani dengan oxytocin merespon lebih kuat terhadap orang lain dan menunjukkan lebih banyak perilaku sosial yang tepat.

Meskipun mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi, orang-orang dengan high-functioning autism kurang keahlian sosial untuk bergaul secara tepat dengan orang lain di dalam masyarakat.

Oxytocin dinamakan hormon cinta karena dikenal menguatkan hubungan antara ibu dan bayi. Hormon ini juga diyakini terlibat dalam pengaturan emosi dan perilaku sosial lainnya. Penelitian lain telah menemukan bahwa anak-anak autis memiliki kadar oxytocin yang lebih rendah dibandingkan anak-anak tanpa autisme.

Dalam studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences ini, peneliti memeriksa efek menghirup oxytocin terhadap perilaku sosial pada 13 orang dewasa muda dengan high-functioning autism dalam dua percobaan terpisah. Selain itu, peneliti juga melibatkan 13 partisipan tanpa autisme sebagai kelompok pembanding.

Pada percobaan pertama, peneliti mengamati perilaku sosial partisipan dalam ball-tossing game di komputer. Dalam game ini, pemain diminta memilih mengirim bola kepada karakter yang baik, buruk atau netral.

Pada umumnya, orang-orang dengan autisme tidak akan terlalu memperhatikan ketiga pilihan tersebut. Tapi dalam percobaan ini, mereka yang menghirup oxytocin lebih banyak terlibat dengan karakter baik dan mengirim lebih banyak bola kepada karakter yang baik dibandingkan yang jahat.

Partisipan dengan autisme yang diberikan placebo tidak menunjukkan perbedaan respon terhadap ketiga karakter. Sedang kelompok pembanding tanpa autisme mengirim lebih banyak bola kepada karakter yang baik.

Dalam percobaan kedua, peneliti mengukur tingkat perhatian dan respon partisipan terhadap gambar wajah manusia. Mereka yang ditangani dengan oxytocin lebih memperhatikan tanda-tanda visual di gambar dan melihat lebih lama pada area wajah yang berkaitan dengan informasi sosial, seperti mata.

"Di bawah pengaruh oxytocin, pasien merespon lebih kuat terhadap orang lain dan menunjukkan perilaku sosial yang lebih tepat. Hal ini menunjukkan potensi terapis oxytocin dalam menangani autisme," terang peneliti Elissar Andari dari Centre Nátional de la Recherche Scientifique di Bron, Prancis, seperti dikutip situs webmd.com.

Peneliti menyatakan bahwa hasil studi ini mengindikasikan perlunya studi lanjutan untuk memeriksa efek oxytocin terhadap keterampilan dan perilaku sosial pada orang-orang dengan high-functioning autism.

sumber : http://www.kalbe.co.id/?mn=news&tipe=detail&detail=20488

Efek Risperidone terhadap Perbaikan Perilaku Anak Autisme

Kalbe.co.id - Autisme merupakan kondisi klinis yang dapat berkembang sejak awal masa anak-anak.dan bersifat kronik yang ditandai dengan kegagalan ataupun ketidakmampuan dalam berhubungan sosial dengan lingkungan ataupun dengan individu lainnya, keterlambatan perkembangan bahasa, serta gangguan perilaku. Angka kejadian dari autisme ini diperkirakan mencapai 20 kasus per 10.000 anak, dan studi lain dilaporkan sebesar 63 kasus per 10.000 anak. Pada beberapa kasus, gejala utama dari autisme ini sering disertai dengan perubahan perilaku yang serius seperti: perilaku merusak diri, agresivitas, tantrum yang merupakan suatu respon terhadap tuntutan lingkungan. Dan masalah gangguan perilaku ini akan menyebabkan masalah dalam proses rehabilitasi baik dari orang tua maupun dari pembimbing yang tentunya membutuhkan usaha yang lebih besar untuk memperbaiki hal tersebut.

Walaupun terapi perilaku dapat menurunkan agresivitas namun hal ini sangat bersifat individualistik dan belum ada studi acak tersamar ganda untuk hal ini, dan pula zat-zat yang dapat digunakan untuk autisme juga masih terbatas. Antagonis terhadap reseptor dopamine secara teoritis dapat digunakan, haloperidol merupakan salah satu antagonis reseptor dopamine yang memberikan efek positif. Namun penggunaan haloperidol pada anak-anak sangat dikhawatirkan khususnya dalam hal efek samping baik dalam jangka waktu pendek maupun pada penggunaan jangka panjang. Tidak seperti haloperidol, penggunaan atipikal antipsikotik yang mampu menghambat reseptor serotonin pasca sinaps yang diharapkan mampu memperbaiki efektivitas namun dengan efek samping gejala-gejala ekstrapiramidal yang lebih baik.

Risperidone yang merupakan salah satu atipikal antipsikotik, merupakan antagonis dopamin (D2), dan serotonin (5HT2A) dan lainnya khususnya pada penggunaan dosis kecil, risperidone diakui mempunyai efek ekstrapiramidal yang relatif kecil jika dibandingkan dengan preparat yang konvensional. Beberapa studi preliminari menunjukkan risperidone efektif dan aman digunakan untuk menurunkan gejala-gejala gangguan perilaku pada populasi studi dengan autisme. Namun apakah data-data dari studi pendahuluan ini juga menunjukkan bukti efektif dan aman jika dilakukan studi klinis dengan disain yang terkontrol, khususnya pada anak-anak ?

Beberapa studi penggunaan risperidone untuk penanganan kasus autisme ini sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah studi penggunaan risperidone yang melibatkan sebanyak 101 anak-anak, dengan gangguan autistic, dengan rentang usia antara 5 – 17 tahun. Subyek dalam studi tersebut secara acak diberikan terapi dengan risperidone dosis 0,5 – 3,5 mg per hari atau plasebo sebagai pembanding. Studi ini dilakukan selama 8 minggu, dan memberikan hasil terjadinya penurunan dari skor iritabilitas sebesar 56,9%, dibandingkan dengan yang mendapat plasebo yaitu sebesar 14,1% (p<0,001). Besar perbaikan dari CGI skor dengan derajat baik dan baik sekali adalah sebesar sebesar 69% dan 12% masing-masing untuk risperidone dan plasebo. Risperidone sering dihubungkan dengan penigkatan berat badan, dan dalam studi ini pada kelompok yang mendapat risperidone terjadi peningkatan berat badan sebesar 2,7 ± 2,9 kg, sedangkan pada kelompok plasebo sebesar 0,8 ± 2,2 kg (p<0,01).

Efektivitas risperidone juga ditunjukkan oleh studi yang lain, tuatu studi dengan lama pemberian risperidone yang lebih lama dilakukan terhadap 37 anak-anak dengan autisme (5 – 17 tahun), dengan gejala-gejala perilaku yang agresif, dan tantrum. Total lama pemberian risperidone adalah 6 bulan. Secara umum pada kelompok yang mendapat risperidone terjadi perbaikan dari perilaku pada anak-anak dengan autisme tersebut. Risperidone juga lebih superior dalam hal mencegah terjadinya kekambuhan, yaitu masing-masing 3 dari 12 anak pada yang mendapatkan risperidone dan 8 dari 12 anak dari kelompok plasebo. Namun penggunaan jangka panjang ternyata juga meningkatkan risiko efek samping terutama adalah peningkatan nafsu makan dan berat badan, kecemasan, serta keluhan rasa lelah.

Namun secara umum penggunaan risperidone untuk memperbaiki perilaku pada anak dengan autisme (agresif, tanrum, dsb) menunjukkan efektivitas yang lebih baik daripada plasebo. Penggunaan jangka pendek secara umum mempunyai keamanan yang baik.

sumber : http://www.kalbe.co.id/?mn=news&tipe=detail&detail=20538

Ketika Siswa Tunarungu Mengikuti Ujian Nasional

KOMPAS.com — Pagi itu tidak seperti hari biasanya bagi 12 siswa yang menempuh studi belajarnya di SMA Luar Biasa Tuna Rungu Santi Rama, Jakarta Selatan. Hari ini merupakan waktu penentuan bagi mereka. Penentuan atas jerih payah belajar mereka selama tiga tahun. Secara fisik mereka tak ubahnya dengan siswa SMA yang lain. Hanya saja, waktu berbicara suaranya pelan dan terbata-bata. Kadang raut muka dan tangan membuat sebuah tanda untuk menyampaikan pesan.

"Saya yakin lulus ujian," kata Widya Paramita (19), siswa kelas 3B, kepada Kompas.com saat ditemui seusai melahap 50 soal Bahasa Indonesia. Dengan ditemani ibu guru Sundari, Widya mengaku sedikit mengalami kesulitan saat menyelesaikan soal peribahasa. Baginya, peribahasa terlalu banyak kata kiasan. "Soal yang lain saya bisa, soal peribahasa agak susah," katanya dengan terbata-bata.

Lebih lanjut, Sundari menyadari kekurangan yang dialami oleh muridnya. "Memang perbendaharaan kata bagi mereka masih cukup kurang," katanya. "Seperti kalau mereka mengartikan meja hijau (pengadilan), mereka pasti akan menebak meja yang berwarna hijau, padahal bukan itu maksudnya," terangnya.

Sebelumnya ia mengakui, pihak Diknas telah memanggil dirinya untuk mendiskusikan tentang soal yang akan diujikan. Namun, yang terjadi keseluruhan soal memang harus sesuai dengan standar kompetensi yang sudah diatur sebelumnya.

Baginya yang ideal untuk menentukan kelulusan murid yang berkebutuhan khusus adalah gurunya sendiri. "Seharusnya yang menentukan lulus tidaknya murid itu gurunya karena guru lebih tahu perkembangannya si murid tersebut," jelasnya.

Dia juga menambahkan, penyerapan mata pelajaran setiap anak berbeda, terlebih kalau dibandingkan dengan murid dari SMA luar biasa yang lain akan berbeda pula hasilnya. Widya yang berada tak jauh hanya manggut-mangut mendengar penjelasan ibu gurunya. Selebihnya ia berbicara dengan isyarat tangan kepada teman-temannya yang menggerombol di luar kelas. Entah bercanda atau sekadar berbagi cerita seusai menyelesaikan ujian nasional.

Tidak ada kegelisahan yang terpancar dari diri mereka, hanya tawa dan kata terbata-bata yang meluncur dari bibir mereka. Seperti yang tertangkap pada diri Widya yang mengaku bercita-cita sebagai pekerja kantoran, memegang komputer tanpa banyak bicara. Hanya mengetik dan terus mengetik.

sumber: http://gurupintar.ut.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=139&Itemid=1

WENI dan HAK PENDIDIKAN yang TAK TERPENUHI

Weni, masih berumur 6 tahun ketika diantarkan oleh seorang perempuan muda bernama Idar ke Panti Asuhan Puteri Aisyiah Kuantan Singingi, sebuah panti asuhan puteri milik Pimpinan Daerah Aisyiah Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Ia merupakan satu dari sekian anak yang akan menjadi anak asuh baru di panti asuhan tersebut. Weni berasal dari Pantai Lubuk Ramo, sebuah daerah terpencil jauh di pedalaman Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi. Berdasarkan keterangan perempuan muda yang mengantarnya, Weni terbuang dan diterlantarkan oleh keluarga. Ibunya menikah lagi dengan laki-laki lain dan kemudian tak mempedulikan anaknya. Weni dititipkan di rumah neneknya, namun ia tak selalu tinggal bersama neneknya, tapi juga tinggal dengan keluarga lain yang bersedia “merawatnya” (berdasarkan pengakuan Weni, keluarga tersebut sering mempekerjakan dia, mencari kayu di hutan, mengerjakan pekerjaan rumah, dsb.). Ayah Weni, ketika itu tidak ada yang tahu siapa ayah kandungnya, perempuan muda yang mengantar tak mengetahui siapa ayahnya. Meski berdasarkan perkembangan terakhir, pada awal tahun 2010, pengasuh panti berhasil menemukan ayah kandungnya dan mempertemukan Weni dengan ayahnya. Itu terjadi setelah dua tahun Weni berada di Panti Asuhan Puteri Aisyiah.

Pertemuanku pertama kali dengan Weni terjadi pada bulan September 2008, di penghujung puasa menjelang Hari Raya Idul Fitri. Ia tinggal dirumahku karena menolak untuk pulang merayakan Idul Fitri bersama keluarganya. Karena ia tak mungkin tinggal sendirian di panti asuhan, maka oleh orangtuaku yang pengasuh panti, ia dibawa kerumah. Bertemu Weni, seolah bertemu dengan model anak-anak bermasalah dalam contoh kasus – contoh kasus kuliah psikologi pendidikan ataupun psikologi perkembangan. Anak ini mengalami banyak sekali masalah. Ia sangat pelupa, lupa dengan nama orang yang baru dikenalkan padanya, lupa pada nama benda yang baru ia ketahui, bahkan ia lupa dengan apa yang baru saja ia katakan. Jika Weni diminta untuk melakukan sesuatu dengan kalimat perintah yang mungkin rumit baginya, ia menjadi benar-benar bingung untuk melakukannya. Dan yang paling khas, anak ini banyak sekali bicara dan tak henti-henti. Ia selalu mengajak oranglain berbicara dengan mengajukan sangat banyak pertanyaan, atau ia akan bercerita sendiri, jika oranglain bosan, ia tetap akan bicara sendiri. Selain itu, Weni selalu bergerak tak pernah diam. Ia selalu bergerak kesana-kemari, tak pernah bisa fokus dalam melakukan sesuatu. Pernah satu kali aku mengajarkan satu gerakan senam padanya, hanya sebentar, kemudian ia berpindah melakukan aktivitas lain lagi. Sulit untuk mempertahankan perhatiannya pada sesuatu. Dan ia sangat pembosan.

Awal berada di panti asuhan, semua anak usia sekolah didaftarkan untuk masuk ke sekolah-sekolah sesuai dengan jenjang mereka. Tak terkecuali dengan Weni, ia didaftarkan masuk di kelas 1 sebuah SD negeri. Namun, hanya beberapa hari Weni bersekolah, pihak sekolah menyatakan tak sanggup mendidik Weni dan mengembalikan Weni pada pengasuh panti. Menurut pihak sekolah, perilaku Weni berada diluar kemampuan mereka untuk mendidik seorang siswa. Weni duduk di kelas satu, tapi ia bisa dengan seenaknya tiba-tiba masuk ke ruang kelas lima saat pelajaran berlangsung (di kelas lima ada seorang anak panti asuhan juga dan Weni ingin bersamanya). Jika sedang berada di dalam kelas, Weni sering mengganggu kegiatan belajar-mengajar di kelas itu. Ia berjalan-jalan di kelas, mengajak teman-temannya berbicara, bahkan terus-terusan bicara dengan dirinya sendiri. Ia tak pernah sedikitpun menghiraukan atau memperhatikan gurunya, ia tak pernah fokus untuk belajar. Lebih jauh, dia memang tak bisa dan tidak tahu bagaimana caranya belajar di sekolah-sekolah. Menurut pihak sekolah, Weni bukan anak yang normal. Dan sejak itu, Weni belum masuk sekolah formal lagi hingga kini.

Ada kemungkinan Weni mengalami gangguan hiperaktivitas, atau dalam dunia psikologi dikenal dengan sebutan ADHD (Attention Deficit and Hiperactivity Disorder). ADHD merupakan suatu gangguan dimana seorang anak mengalami gangguan hiperaktivitas dan kesulitan dalam memfokuskan perhatian. Salah satu yang menyebabkan anak menjadi ADHD adalah trauma kekerasan yang terjadi di masa kecil. Weni memiliki trauma kekerasan di masa kecil. Sebelum di panti asuhan, Weni mengaku sering mendapatkan siksaan-siksaan fisik dari orang yang berada di lingkungannya. Weni memiliki luka bakar di tangan kiri, ia mengaku luka itu ia dapatkan dari seseorang yang membakar kantong keresek diatas tangannya dan lelehan panasnya diteteskan ke tangannya. Namun, ADHD ini hanyalah sebuah dugaan. Untuk mengetahui apakah ia benar-benar mengalami gangguan ini atau tidak, perlu dilakukan assessment lebih jauh dan diagnosis dari seorang psikolog professional. Apapun masalah yang dialami oleh Weni, secara umum, aku berani berkesimpulan bahwa ia termasuk anak yang berkebutuhan khusus.

Tentu bukan masalah benar ketika Weni berada di kota besar, misalnya di Yogyakarta. Ada banyak psikolog yang bisa membantu ia dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Ada sekolah-sekolah inklusi yang pasti bersedia menerima dan mau mendidiknya. Namun, Weni adalah anak yang ditakdirkan lahir di sebuah desa yang jauh terpencil di pedalaman Sumatera. Lalu nasib yang sedikit lebih baik membawanya ke Panti Asuhan Puteri Aisyiah di Teluk Kuantan, sebuah kota kecil yang masih serba terbatas secara fasilitas. Tidak ada psikolog yang bisa membantu. Tidak ada sekolah inklusi yang pasti mau menerima, yang ada hanyalah sekolah negeri yang tak sanggup menghadapi anak “istimewa” seperti dirinya, lebih “istimewa” dibanding anak-anak lain pada umumnya.

Aku percaya, semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan, seperti apapun keadaannya. Namun, pendidikan nasional kita tak mendukung untuk hal itu terjadi. Selama ini, sistem pendidikan Indonesia, selain hanya menekankan pada aspek kognitif, juga hanya bisa mengakomodir anak-anak yang katakanlah normal dan tak memiliki kesulitan-kesulitan tertentu. Memang saat ini sedang berkembang model sekolah inklusi, dimana anak-anak yang normal dan berkebutuhan khusus (seperti yang cacat fisik, autis, ADHD, gifted, dll.) berada dalam satu kelas yang sama. Para pendidik di sekolah inklusi pun memiliki ilmu tentang bagaimana mengajari masing-masing anak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Namun, model sekolah ini jumlahnya terbatas dan biasanya hanya ada di kota-kota besar atau lebih spesifik kebanyakan berada di Jawa. Sedangkan banyak didaerah-daerah lain di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang sulit akses informasi atau di daerah-daerah yang para pendidiknya sengaja tak mencari informasi, model pendidikan seperti ini belumlah terlalu populer.

Weni hanyalah satu dari sekian banyak anak Indonesia yang hak pendidikannya tak terpenuhi akibat kebutuhan khusus mereka tak terfasilitasi oleh sistem pendidikan nasional kita. Di belahan nusantara yang lain, mungkin masih banyak anak-anak yang mengalami nasib yang sama seperti Weni. Ketika sistem pendidikan nasional tak berpihak pada anak-anak dengan kesulitan belajar atau berkebutuhan khusus, dan ketika sekolah inklusi tidak terdapat di suatu daerah, maka hati nurani beserta integritas dan kreativitas guru/pendidik yang menjadi tumpuan terakhir bagi kita. Sejarah telah mencatat, seorang guru bernama Bu Muslimah, mau dan bersedia menerima Harun sebagai siswanya, sekalipun Harun seorang anak dengan keterbelakangan mental, bercampur dengan siswa lain dalam kelas biasa. Padahal aku yakin, ketika itu Bu Muslimah pasti belum pernah dengar tentang konsep sekolah inklusi. Kita berharap, guru mau bersikap inklusif dalam mendidik semua anak bangsa, bagaimanapun keadaannya. Semoga para guru mau merubah paradigma, bahwa tak hanya anak normal saja yang boleh sekolah.


Sumber: http://www.rssfeedcentral.net/rssfeed/7952/Sungai_Kuantan%E2%84%A2.aspx

Ketika Anak Autis Menginjak Remaja

Ada kalanya orangtua tidak sadar anak penyandang autis bakal memasuki masa remaja penuh gejolak. Jika tidak dipersiapkan dengan baik akan muncul banyak masalah karena ketidakmampuan interaksi sosial pada diri anak.

Autis diklasifikasikan sebagai ketidaknormalan perkembangan otak yang menyebabkan hambatan interaksi sosial, kemampuan komunikasi, pola kesukaan, dan pola sikap yang tidak biasa, seperti tindakan sama yang berulang-ulang dan keterikatan berlebihan pada benda atau obyek tertentu. Autis empat kali lebih banyak menyerang anak laki-laki daripada anak perempuan.

Karena dianggap anak tidak bisa berinteraksi atau tidak peduli jika diajak bicara, orangtua sering kali enggan memberi informasi kepada anaknya yang autis tentang perubahan yang akan terjadi bila anak menginjak usia remaja.

Padahal, informasi ini penting agar anak autis paham bahwa ketika remaja beberapa bagian tubuhnya akan berubah. Emosinya juga semakin menggebu dan hasrat seksualnya mulai muncul.

”Anak autis itu seperti anak kecil. Meskipun kelihatannya cuek, ia bisa menyerap informasi yang dia terima. Soal cepat atau tidaknya informasi itu terserap, tergantung ketertarikannya pada persoalan tersebut,” kata Dyah Puspita (45), ibu seorang anak autis yang aktif di Yayasan Autisma Indonesia dan ikut mengelola Mandiga, sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sekolah ini berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur.

Pendidikan seks

Ketiadaan informasi tentang perubahan yang akan dialami bisa membuat anak autis cemas dan takut terhadap tubuhnya sendiri. Pada tingkat lebih parah, kecemasan itu bisa menyebabkan anak menyakiti diri sendiri.

Pengetahuan itu diperoleh Ita, sapaan akrab Dyah Puspita, dari berbagai literatur yang dia baca dan juga pengalaman orangtua yang memiliki anak remaja autis. Karena itu, sejak dini Ita sudah mengajarkan pendidikan seks kepada Ikhsan Priatama (18), anak semata wayangnya, yang menyandang autis.

Melalui gambar manusia sejak bayi, anak-anak hingga dewasa, Ikhsan diajar beberapa bagian tubuhnya akan mengalami perubahan, seperti tumbuh rambut di bagian alat vital, tumbuh kumis, Proxy-Connection: keep-alive Cache-Control: max-age=0 au jenggot.

Ikhsan juga diajar suaranya akan berubah menjadi besar seperti ayahnya yang kini hidup berpisah dari Ikhsan dan ibunya. Pemahaman itu tidak langsung bisa diterima Ikhsan sehingga harus dilakukan berulang-ulang.

”Ikhsan tidak lagi kaget ketika tubuhnya menjadi bertambah tinggi, suaranya berubah, atau tumbuh rambut di sana-sini,” kata Ita. Meski begitu, sampai sekarang Ikhsan tidak suka melihat rambut di tangannya.

Bila tumbuh, Ikhsan bergegas mencukur habis rambut itu. Kata Ita, Ikhsan lebih suka tangannya mulus seperti anak-anak.

Anak autis juga perlu diarahkan untuk mengelola hasrat seksual. Karena tidak sadar lingkungan, anak autis yang tidak mendapat pengarahan bisa menyalurkan hasrat seksualnya di sembarang tempat.

Gayatri Pamoedji, ibu Ananda (18) yang juga menyandang autis dan tinggal di Perth, Australia, tidak melarang Ananda bermasturbasi ketika hasrat seksualnya muncul. ”Anak autis juga punya hak sama terhadap hasrat seksualnya seperti anak lain,” kata Gayatri yang mendirikan komunitas Masyarakat Peduli Autisme Indonesia (Mpati).

Hanya saja, orangtua perlu mengarahkan agar anaknya menyalurkan libidonya di tempat ”aman”. Kepada Ananda, Gayatri mengajarkan, jika hasrat seksualnya muncul, Ananda tidak boleh memegang penisnya di depan umum dan harus melakukan di dalam kamar sendiri setelah mengunci pintu.

”Bila seprai kotor, ia punya tanggung jawab membersihkan dan mengganti seprainya sendiri,” ungkap Gayatri. Ia memberi pendidikan seks kepada anaknya sejak Ananda berusia delapan tahun. Gayatri mengomunikasikan ”aturan” itu dengan gambar-gambar dan kata-kata yang mudah dipahami Ananda.

Ajarkan komunikasi

Untuk memberikan pemahaman kepada anak autis, kata Ita, langkah besar yang harus dilakukan orangtua adalah mengajarkan agar anaknya bisa berkomunikasi lebih dulu. Sayangnya, banyak orangtua ”memaksa” anaknya ikut terapi wicara karena ada anggapan bahasa verbal dianggap sebagai satu-satunya bentuk komunikasi.

”Komunikasi tidak harus dilakukan dengan berbicara. Banyak media lain bisa digunakan untuk komunikasi, seperti tulisan atau gambar,” kata Ita. Dengan metode gambar dan membaca global, yakni mencocokkan tulisan dengan benda nyata, Ikhsan bisa lancar membaca dan menulis. Kini mereka berkomunikasi dengan pesan singkat di telepon genggam atau kartu gambar.

Setelah bisa berkomunikasi, kata Ita, anak perlu disentil kesadaran sosialnya. Caranya, sama seperti mendidik anak pada umumnya, yaitu menerapkan disiplin dan konsekuensi. Anak autis diajarkan hubungan sebab-akibat dari perilaku mereka yang merugikan orang lain. Tentunya anak perlu diberi alasan kenapa mereka mendapat konsekuensi tersebut.

Untuk menegakkan disiplin, misalnya, Felicia (42), ibu yang bekerja swasta di Jakarta ini, tidak mau mengajak pergi Sultan (15), anaknya, jika ia masih suka marah-marah di depan umum. Belajar dari konsekuensi semacam itu, Sultan kini sudah lebih tertib bila diajak bepergian.

Dengan komunikasi, Ita juga bisa meredakan emosi Ikhsan. Anak autis biasanya memiliki emosi tinggi karena mereka tidak mampu mengungkapkan apa yang dia inginkan sehingga menjadi frustrasi.[\]
sumber : www.google.co.id

Penanganan Retardasi Mental

Penanganan terhadap penderita retardasi mental bukan hanya tertuju pada penderita saja, melainkan juga pada orang tuanya. Mengapa demikian? Siapapun orangnya pasti memiliki beban psiko-sosial yang tidak ringan jika anaknya menderita retardasi mental, apalagi jika masuk kategori yang berat dan sangat berat. Oleh karena itu agar orang tua dapat berperan secara baik dan benar maka mereka perlu memiliki kesiapan psikologis dan teknis. Untuk itulah maka mereka perlu mendapatkan layanan konseling. Konseling dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan agar orang tua penderita mampu mengatasi bebab psiko-sosial pada dirinya terlebih dahulu.

Untuk mendiagnosis retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesis dari orang tua dengan teliti mengenai: kehamilan, persalinan, dan pertumbuhan serta perkembangan anak. Dan bila perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.

a. Pentingnya Pendidikan dan Latihan untuk Penderita Retardasi Mental

1) Latihan untuk mempergunakan dan mengembangkan kapasitas yang dimiliki dengan sebaik-baiknya.

2) Pendidikan dan latihan diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat yang salah.

3) Dengan latihan maka diharapkan dapat membuat keterampilan berkembang, sehingga ketergantungan pada pihak lain menjadi berkurang atau bahkan hilang.

Melatih penderita retardasi mental pasti lebih sulit dari pada melatih anak normal antara lain karena perhatian penderita retardasi mental mudah terinterupsi. Untuk mengikat perhatian mereka tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan merangsang indera.

b. Jenis-jenis Latihan untuk Penderita Retardasi Mental

Ada beberapa jenis latihan yang dapat diberikan kepada penderita retardasi mental, yaitu: 1) Latihan di rumah: belajar makan sendiri, membersihkan badan dan berpakaian sendiri, dst., 2) latihan di sekolah: belajar keterampilan untuk sikap social, 3) Latihan teknis: latihan diberikan sesuai dengan minat dan jenis kelamin penderita, dan 4) latihan moral: latihan berupa pengenalan dan tindakan mengenai hal-hal yang baik dan buruk secara moral.

sumber : http://ebekunt.wordpress.com/2010/03/30/retardasi-mental/

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Retardasi Mental

Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 (W.F. Maramis, 2005: 386-388) faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut.

a. Infeksi dan atau intoksinasi

Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.

Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll. ke dalam tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan intoksinasi, karena masuknya “racun” atau obat yang semestinya dibutuhkan.

b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain

Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat kontrasepsi, dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental.

Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi

Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan protein), gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini. Gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6 tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.

d. Penyakit otak yang nyata

Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan mental.

e. Penyakit atau pengaruh prenatal

Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui sebabnya.

f. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut mongoloid. .

g. Prematuritas

Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.

h. Akibat gangguan jiwa yang berat

Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-kanak.

i. Deprivasi psikososial

Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.

sumber : http://ebekunt.wordpress.com/2010/03/30/retardasi-mental/

Reterdasi Mental

Retardasi Mental (mental retardation) adalah keterlambatan yang mencakup rentang yang luas dalam perkembangan fungsi kognitif dan social (APA,2000)
Retardasi mental didiagnosis berdasarkan kombinasi dari 3 kriteria :
1. skor rendah pada tes intelegensi formal (skor kira-kira 70 atau di bawahnya)
2. adanya bukti hendaknya dalam melakukan tugas sehari-hari dibandingkan dengan orang lain yang seusia dalam lingkup budaya tertentu, dan
3. perkembangan gangguan terjadi pada usia 18 tahun

Penyebab Retardasi Mental
- Sindrom Down dan Abnormalitas Kromosom Lainnya
sindrom down adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom pada pasangan ke-21 dan ditandai dengan retardasi mental serta anomli fisik yang beragam.
- Sindrom Fragile X dan Abnormalitas Genetic Lainnya
Sindrom fragile X merupakan bentuk retardasi mental yang diwariskan dan disebabkan oleh mutasi gen pada kromosom X
- Phenylketonuria (PKU)
Merupakan gangguan yang menghambat metabolisme asam phenylpyruvic, menyebabkan retardasi mental kecuali bila pola makan amat dikontrol.
- Faktor-faktor Prenatal
Beberapa kasus retardasi mental disebabkan oleh infeksi atau penyalah gunaan obat selama ibu mengandung.
Penyakit ibu yang juga dapat menyebabkan retardasi pada anak adalah sifilis, cytomegalovirus, dan herpes genital
- Penyebab-penyebab Budaya-Keluarga
Suatu bentuk retardasi mental ringan uang dipengaruhi oleh lingkungan yang miskin. Faktor-faktor psikososial, seperti lingkungan rumah atau social yang miskin, yaitu yang memberi stimulasi intelektual, penelantaran atau kekerasan dari orang tua, dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam perkembangan retardasi mental pada anak-anak.

Intervensi
Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak-anak dengan retardasi mental untuk memenuhi tuntutan perkembangan, sebagian tergantung pada derajat keparahan dan tipe retardasi (Dykens & Hodapp, 1997; Snell,1997)

Artikel Terkait Lainnya :

Penyebab terjadinya retardasi mental

Ada beberapa faktor penyebab yang dinyatakan sebagai dasar terjadinya retardasi mental, misalnya faktor cedera yang terjadi didalam rahim, saat bayi tersebut masih berbentuk janin. Selain itu dapat pula terjadi cedera pada saat kelahiran (persalinan). Ada teori lain, menyebutkan adanya variasi somatik yang dikarenakan perubahan fungsi kelenjar internal dari sang ibu selama terjadinya kehamilan, dan hal ini belum diketahui secara lengkap mekanismenya.


Selain itu, perlulah diawasi dengan ketat, penyakit-penyakit yang terjadi pada awal masa kanak-kanak, karena hal yang sedemikian itu juga dapat menimbulkan mental retardasi. Disebutkan pula ada sejumlah faktor genetik lainnya yang dapat menimbulkan gangguan mental mental retardasi.


Demikian pula halnya dengan beberapa faktor prenatal yang dialami oleh ibu-ibu yang hamil, misalnya telah sama diketahui bahwa calon ibu-ibu yang mengalami penyakit campak Jerman (Rubella) sering anak yang dikandungnya dikemudian hari akan mengalami gangguan mental retardasi.


Mental Retardasi merupakan ciri yang berkaitan dengan sindroma Down, dan keadaan ini memang agak kurang menyenangkan karena retardasi mental yang sedemikian ini merupakan kelompok retardasi mental dari yang berat sampai pada yang sedang. Jarang mereka dengan keadaan sedemikian ini bisa mencapai IQ sampai dengan 50. Dianogsa sindroma, a Down relatif mudah dibuat pada anak-anak yang lebih besar, namun lebih sukar pada bayi-bayi yang masih kecil.


Berapa IQ yang normal.


Seorang anak dikatakan mengalami kondisi mental retardasi berdasarkan angka IQ, yaitu angka intelegensia umur kronologis yang dibandingkan intelegensia umur yang normal pada waktu bersangkutan.


Angka IQyang normal pada umumnya berkisar diantara 90 s/d 120, sedang diatas angka IQ diatas 120, dinyatakan sebagai angka diatas rata-rata. Sedangkan angka diatas IQ diantara 70 s/d 89 merupakan kelompok yang border line (tidak rata-rata, juga tidak dibawahnya.) Karena bila angkanya dibawah 69 sampai 50 maka kelompok ini dinyatakan sebagai kelompok mental retardasi yang ringan.


Dalam kelompok yang mental retardasi yang ringan ini mereka berada dalam taraf pemahaman penggunaan bahasa cenderung terlambat, termasuk kemampuannya dalam berbicara yang resmi, sehingga akan mengganggu kemandiriannya.


Mereka yang menjadi kelompok dengan IQ sebesar 35 -s/d 49 dikelompokkan dalam mental retardasi yang sedang. Biasanya mereka menunjukkan penampilan kemampuan yang tidak sesuai, dimana tingkat perkembangan bahasa bervariasi ada yang dapat mengikuti percakapan sederhana, ada pula yang tidak. Ada pula yang tidak pernah mampu untuk belajar mempergunakan bahasa, meskipunmungkin mereka dapat mengerti intruksi sederhana dan belajar menggunakan isyarat tangan. Kelompok ini juga sering disebut dengan kelompok imbesil.


Pada mental mental retardasi berat umumnya angka IQ ini berkisar antara 20-s/d34, dimana dalam kategori ini pada umumnya mirip dengan mental retardasi sedang dalam gambaran klinisnya, namun prestasi yang diperlihatkan jauh lebih rendah dibandingkan dengan mental retardasi sedang.


Kebanykan penyandang mental retardasi ini menderita hendaya motorik yang mencolok atau defisit lain yang menyertainya dan kondisi yang seperti ini menunjukkan adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis dari susunan syaraf pusat.


Bila IQ nya dibawah 20 maka kondisi ini praktis berati penyandang yang bersangkutan sangat terbatas kemampuannya, untuk memahami atau memenuhi intruksi yang diberikan. Sebagian besar dari mereka tidak dapat bergerak atau sangat terbatas dalam gerakannya. Hanya mampu berkomonikasi nonverbal yang belum sempurna, Mereka hampir-hampir tidak mempunyai kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri akan kebutuhan dasarnya, dan mereka senantiasa memerlukan bantuan dan pengawasan. Kelompok ini disebut juga dengan idiot, yang mana pemahaman serta penggunaan bahasa sangat terbatas, paling-paling hanya mengerti perintahdasar dan mengajukan permohonan sederhana.


Suatu etiologi organik dapat terjadi pada semua gangguan idiot ini, dan biasanya disertai dengan stabilitas neurologis dan fisik lainnya yang berat yang mempengaruhi mobilitas. Dari kesemuanya ini, mental retardasi diagnosisnya dapat dibuat setelah riwayat penyakit, pemeriksaan intelektual yang baku, serta pengukuran fungsi adaptif, yang menunjukkan bahwa perilaku anak pada saat sekarang ini adalah secara bermakna dibawah tingkat yang diharapkan. Diagnosis sendiri tidak menyebutkan penyebab ataupun prognosisnya. Suatu riwayat penyakit dan wawancara psikiatrik berguna untuk mendapatkan gambaran longitudinal perkembangan dan fungsi si-anak. (Ayub Sani Ibrahim Guru Besar Ilmu Kesehatan Jiwa)

sumber : http://www.pelita.or.id/baca.php?id=710

GAKY, Penyakit Penyebab Retardasi Mental

GAKY, Penyakit Penyebab Retardasi Mental
Gizi.net - Pertemuan ilmiah nasional “Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” (GAKY) 2001 tanggal 4-5 November 2001 berlangsung di Semarang. GAKY merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan retardasi mental, namun sebelumnya sangat mudah dicegah. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Penyakit ini sangat sedikit diketahui oleh masyarakat dan mungkin masih merupakan problem yang ditelantarkan. Saat ini diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh.

Sebagian besar dari mereka mempunyai IQ sepuluh poin di bawah potensinya. Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya. Sehingga, kekurangan yodium akan menyebabkan masyarakat miskin dan tidak berkembang, sementara pada anak menyebabkan kesulitan belajar.

Risiko itu karena kekurangan yodium dalam dietnya, dan berpengaruh pada awal perkembangan otaknya. Yodium merupakan elemen yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroid.

Hormon itu sangat diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan mental dan fisik, baik pada manusia maupun hewan.

Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.

Di Indonesia telah diadakan penelitian pada anak sekolah dasar antara tahun 1980-1982 di 26 provinsi, didapatkan prevalensi goiter lebih dari 10% pada 68,3% dari 966 kecamatan yang diperiksa, dan di beberapa desa lebih dari 80% penduduknya dengan gondok.

Pada tahun 1998 dilakukan pemeriksaan terhadap 46.000 anak sekolah dari 878 kecamatan yang telah diseleksi pada tahun 1980-1982, dibandingkan data terdahulu prevalensi gondok yang terlihat (visible goiter prevalences) menurun sekitar 37,2 sampai 50%.

Tahun 1991, dilakukan survei di Indonesia bagian Timur (Maluku, Irian Jaya, NTT, Timor Timur) pada 29.202 anak sekolah dan 1749 ibu hamil, didapatkan gondok pada anak sekolah 12-13% dan ibu hamil 16-39%.

Kemudian pada tahun 1996, dilakukan survei di 6 propinsi, didapatkan gondok 3,1-5 %, di Maluku 33%.

Pada tahun 1998, mulai ada Thyro Mobile, yang memproses data ukuran kelenjar gondok dan kadar yodium dalam urin.

Berdasarkan data survei pada tahun 1980-1982, diperkirakan 75.000 menderita kretin, 3,5 juta orang dengan gangguan mental, bahkan di beberapa desa 10-15% menderita kretin.

Dari data hasil penelitian pada anak sekolah dasar, maka pengertian tentang kekurangan yodium sudah jauh dari hanya menyebabkan gondok saja. Yakni menyebabkan pada tumbuh kembang anak, termasuk perkembangan otaknya, sehingga istilahnya saat ini disebut sebagai “Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” atau disingkat GAKY.

Ekologi Kekurangan Yodium
Sebagian besat yodium berada di samudra/lautan, karena yodium (melalui pencairan salju dan hujan) pada permukaan tanah, kemudian dibawa oleh angin, aliran sungai, dan banjir ke laut. Kondisi ini, terutama di daerah yang bergunung-gunung di seluruh dunia, walau dapat juga terjadi di lembah sungai.

Yodium yang berada di tanah dan lautan dalam bentuk yodida. Ion yodida dioksidasi oleh sinar matahari menjadi elemen yodium yang sangat mudah menguap, sehingga setiap tahun kira-kira 400.000 ton yodium hilang dari permukaan laut. Kadar yodium dalam air laut kira-kira 50 mikrogram/liter, di udara kira-kira 0,7 mikrogram/meter kubik.

Yodium yang berada dalam atmosfer akan kembali ke tanah melalui hujan, dengan kadar dalam rentang 1,8-8,5 mikrogram/liter. Siklus yodium tersebut terus berlangsung selama ini.

Kembalinya yodium ke tanah sangat lambat dan dalam jumlah sedikit dibandingkan saat lepasnya. Proses ini akan berulang terus menerus sehingga tanah yang kekurangan yodium tersebut akan terus berkurang kadar yodiumnya.

Disini tidak ada koreksi alamiah, dan defisiensi yodium akan menetap. Akibatnya, populasi populasi manusia dan hewan di daerah tersebut yang sepenuhnya tergantung pada makanan yang tumbuh di daerah tersebut akan menjadi kekurangan yodium.

Melihat hal tersebut maka sangat banyak populasi di Asia yang menderita kekurangan yodium berat karena mereka hidup dalam sistem mencari nafkah dengan bertani di daerah gunung atau lembah.

Kekurangan yodium akan menimpa populasi di daerah tersebut yang dalam makanannya tidak ada suplemennya yodium atau tidak ada penganekaragaman dalam makanannya dengan makanan dari daerah lain yang tidak kekurangan yodium.

Akibat Kekurangan Yodium
Istilah GAKY menggambarkan dimensi baru dari pengertian spektrum kekurangan yodium. Berakibat sangat luas dan buruk pada janin bayi baru lahir, anak dan remaja serta orang dewasa dalam populasi yang kekurangan yodium tersebut. Akibat hal itu dapat dikoreksi dengan pemberian yodium.

Kebutuhan Yodium
Kebutuhan yodium setiap hari di dalam makanan yang dianjurkan saat ini adalah :
50 mikrogram untuk bayi (12 bulan pertama)
90 mikrogram untuk anak (usia 2-6 tahun)
120 mikrogram untuk anak usia sekolah (usia 7-12 tahun)
150 mikrogram untuk dewasa (diatas usia 12 tahun)
200 mikrogram untuk ibu hamil dan meneteki.
Ada beberapa pendapat yang salah dan kenyataan yang berbeda. Pendapat yang salah, misalnya, garam beryodium dapat mengobati GAKY seperti kretin, namun kenyataan GAKY tidak dapat diobati kecuali hanya dicegah. Juga pendapat yang salah, bahwa mengkonsumsi yodium sangat berbahaya, kenyataannya mengkonsumsi yodium, melalui garam beryodium dalam jangka lama tidak berbahaya.

Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah sebenarnya sangat sederhana, berikan satu sendok yodium pada setiap orang yang membutuhkan, dan terus menerus. Karena yodium tidak dapat disimpan oleh tubuh dalam waktu lama, dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit sehingga harus berlangsung terus menerus.

Pada daerah kekurangan yodium endemik akibat tanah dan hasil panen serta rumput untuk makanan ternak tidak cukup kandungan yodiumnya untuk dikonsumsi oleh penduduk setempat, maka suplementasi dan fortifikasi yodium yang diberikan terus menerus sangat tinggi angka keberhasilannya.

Yang paling sering digunakan untuk melawan GAKY adalah program garam beryodium dan suplementasi minyak beryodium.

Pilihan pertama tentunya dengan garam beryodium karena biayanya sangat murah, dan teknologinya mudah. Untuk suplementasi minyak beryodium, keuntungannya praktis, sebaiknya hanya untuk intervensi pada populasi yang berisiko, walaupun mudah pemakaiannya, namun memerlukan teknologi yang lebih ruwet.

Penyuluhan kesehatan secara berkala pada masyarakat perlu dilakukan, demikian juga perlu diberikan penjelasan pada pembuat keputusan, dan tentunya juga diberikan tambahan pengetahuan kepada tenaga kesehatan.

Selanjutnya yang penting juga adalah penelitian tentang GAKY dengan pendekatan multidisiplin, baik klinis, eksperimental maupun epidemiologi, untuk menemukan cara yang terjamin dan mudah penerapannya.

GAKY yang terlihat di masyarakat atau populasi, hanya sebagai puncak gunung es.

Di daerah endemik, gondoklah yang terlihat dari bagian puncak gunung es tersebut, namun efek dari kekurangan yodium yang utama yaitu kerusakan otak merupakan komponen yang tersembunyi dan tidak terlihat dalam tragedi ini.

Sehingga problem dari GAKY ini sebenarnya adalah pada perkembangan otak, tidak hanya pembesaran kelenjar tiroid atau gondok.

Dengan melihat besarnya populasi yang mempunyai risiko seperti diatas, pantas bila GAKY menjadi problem nasional maupun internasional.

Dengan diadakannya pertemuan ilmiah nasional GAKY 2001 yang tema “Perkembangan Mutakhir tentang Masalah GAKY dalam rangka Indonesia Sehat 2010” harapan kita tentunya dapat mendapatkan konsep, pemikiran serta semangat baru dalam menanggulangi GAKY.


Kekurangan Yodium pada Janin
Kekurangan yodium pada janin akibat Ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan, yang semuanya dapat dikurangi dengan pemberian yodium. Akibat lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin endemik.

Kretin endemik ada dua tipe, yang banyak didapatkan adalah tipe nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada kedua tungkai. Sebaliknya yang agak jarang terjadi adalah tipe hipotiroidisme yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil.

Penelitian terakhir menunjukkan, transfer T4 dari ibu ke janin pada awal kehamilan sangat penting untuk perkembangan otak janin. Bilaman ibu kekurangan yodium sejak awal kehamilannya maka transfer T4 ke janin akan berkurang sebelum kelenjar tiroid janin berfungsi.

Jadi perkembangan otak janin sangat tergantung pada hormon tiroid ibu pada trisemester pertama kehamilan, bilamana ibu kekurangan yodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid pada ibu dan janin. Dalam trisemester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa ini maka juga akan berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga berakibat hipotiroidisme pada janin.

Kekurangan Yodium pada Saat Bayi Baru Lahir
Yang sangat penting diketahui pada saat ini, adalah fungsi tiroid pada bayi baru lahir berhubungan erat dengan keadaan otak pada saat bayi tersebut lahir. Pada bayi baru lahir, otak baru mencapai sepertiga, kemudian terus berkembang dengan cepat sampai usia dua tahun. Hormon tiroid pembentukannya sangat tergantung pada kecukupan yodium, dan hormon ini sangat penting untuk perkembangan otak normal.

Di negara sedang berkembang dengan kekurangan yodium berat, penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengambil darah dari pembuluh darah balik talipusat segera setelah bayi baru lahir untuk pemeriksaan kadar hormon T4 dan TSH. Disebut hipotiroidisme neonatal, bila didapatkan kadar T4 kurang dari 3 mg/dl dan TSH lebih dari 50 mU/mL.

Pada daerah yang kekurangan yodium sangat berat, lebih dari 50% penduduk mempunyai kadar yodium urin kurang dari 25 mg per gram kreatinin, kejadian hiptiroidisme neonatal sekitar 75-115 per 1000 kelahiran. Yang sangat mencolok, pada daerah yang kekurangan yodium ringan, kejadian gondok sangat rendah dan tidak ada kretin, angka kejadian hipotiroidisme neonatal turun menjadi 6 per 1000 kelahiran.

Dari pengamatan ini disimpulkan, bila kekurangan yodium tidak dikoreksi maka hipotiroidisme akan menetap sejak bayi sampai masa anak. Ini berakibat pada retardasi perkembangan fisik dan mental, serta risiko kelainan mental sangat tinggi. Pada populasi di daerah kekurangan yodium berat ditandai dengan adanya penderita kretin yang sangat mencolok.

Kekurangan Yodium pada Masa Anak
Penelitian pada anak sekolah yang tinggal di daerah kekurangan yodium menunjukkan prestasi sekolah dan IQ kurang dibandingkan dengan kelompok umur yang sama yang berasal dari daerah yang berkecukupan yodium. Dari sini dapat disimpulkan kekurangan yodium mengakibatkan keterampilan kognitif rendah. Semua penelitian yang dikerjakan di daerah kekurangan yodium memperkuat adanya bukti kekurangan yodium dapat menyebabkan kelainan otak yang berdimensi luas.

Dalam penelitian tersebut juga dijelaskan, dengan pemberian
koreksi yodium akan memperbaiki prestasi belajar anak sekolah. Faktor penentu kadar T3 otak dan T3 kelenjar hipofisis adalah kadar T4 dalam serum, bukan kadar T3 serum, sebaliknya terjadi pada hati, ginjal dan otot. Kadar T3 otak yang rendah, yang dapat dibuktikan pada tikus yang kekurangan yodium, didapatkan kadar T4 serum yang rendah, akan menjadi normal kembali bila dilakukan koreksi terhadap kekurangan yodiumnya.

Keadaan ini disebut sebagai hipotiroidisme otak, yang akan menyebabkan bodoh dan lesu, hal ini merupakan tanda hipotiroidisme pada anak dan dewasa. Keadaan lesu ini dapat kembali normal bila diberikan koreksi yodium, namun lain halnya bila keadaan yang terjadi di otak. Ini terjadi pada janin dan bayi yang otaknya masih dalam masa perkembangan, walaupun diberikan koreksi yodium otak tetap tidak dapat kembali normal.

Kekurangan Yodium pada Masa Dewasa
Pada orang dewasa, dapat terjadi gondok dengan segala komplikasinya, yang sering terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi. (dr Rudy Susanto-35)

Sumber : Suara Merdeka, Senin, 5 November 2001

Etiologi down syndrome

Penyebab kelainan mental ini adalah faktor keturunan (genetik) atau tak jelas sebabnya (simpleks).keduanya disebut retardasi mental primer. Sedangkan faktor sekunder disebabkan oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam kandungan atau anak-anak.4
Retardasi mental menurut penyebabnya, yaitu : 1,6
- Akibat infeksi dan/atau intoksikasi.
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan retardasi mental karena kerusakan jaringan otak akibat infeksi intrakranial, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.
- Akibat rudapaksa dan atau sebab fisik lain.
Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan dengan retardasi mental. Rudapaksa sesudah lahir tidak begitu sering mengakibatkan retardasi mental.
- Akibat gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi.
Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme (misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini.

Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun sangat memepngaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu dibanjiri dengan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan.

- Akibat penyakit otak yang nyata (postnatal).
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel optak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.
- Akibat penyakit/pengaruh pranatal yang tidak jelas.
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomali kranial primer dan defek kogenital yang tidak diketahui sebabnya.
- Akibat kelainan kromosom.
Kelainan kromosom mungkin terdapat dalam jumlah atau dalam bentuknya.
- Akibat prematuritas.
Kelompok ini termasuk retardasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari 38 minggu serta tidak terdapat sebab-sebab lain seperti dalam sub kategori sebelum ini.
- Akibat gangguan jiwa yang berat.
Untuk membuat diagnosa ini harus jelas telah terjadi gangguan jiwa yang berat itu dan tidak terdapat tanda-tanda patologi otak.
- Akibat deprivasi psikososial.
Retardasi mental dapat disebabkan oleh fakor-faktor biomedik maupun sosiobudaya.

sumber : http://www.jevuska.com/2007/01/19/retardasi-mental