Selasa, 19 April 2011

Stres

A. Pengertian Stress

Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.

Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.

Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.

B. Sumber-sumber potensi stres

  1. Faktor Lingkungan

  2. Faktor Organisasi

  3. Faktor Pribadi

C. Akibat Stres

Stres menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.

Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.

Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dpat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan. Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.

Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur. Ada banyak riset yang menyelidiki hubungan stres-kinerja. Pola yang paling banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik. Logika yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai menengah merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi. Pola U-terbalik ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam intensitas stres.

D. Cara Menghadapi Stress

  1. Pertama-tama, anda harus belajar mengenali stres
  2. Jika anda merasa stres mengaruhi pelajaran anda,
    langkah pertama adalah mencari bantuan melalui pusat koseling di sekolah anda.
  3. Perhatikan lingkunga sekitar anda.
  4. Belajarlah cara terbaik untuk merelaksasikan diri anda.
  5. Jauhkan diri anda dari situasi-situasi yang menekan.
  6. Tentukan tujuan yang realistis bagi diri anda sendiri.
  7. Jangan mempermasalahkan hal-hal yang sepele.
  8. Jangan membebani diri anda secara berlebihan.
  9. Secara selektif ubahlah cara anda bereaksi.
  10. Ubahlah cara pandang anda.
  11. Hindari reaksi yang berlebihan.
  12. Lakukan sesuatu untuk orang lain.
  13. Tidur secukupnya.
  14. Hindari stress.
  15. Hindari pengobatan diri sendiri atau menghindar.
  16. Tingkatkan ketahanan diri anda.
  17. Cobalah untuk menjadi seseorang yang positif.
sumber:
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Stres
  2. http://www.studygs.net/indon/stress.htm

Ruang Personal

A. Pengertian Ruang Personal
Menurut Sommer (dalam Altman, 1975) ruang persoanal adalah daerah disekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya.
Definisi ruang personal secara implisit berdasarkan hasil-hasil penelitian:
  1. Batas-batas yang tidak jelas antara seseorang dengan orang lain.
  2. Ruang personal sesungguhnya berdekatan dengan diri sendiri.
  3. Pengaturan ruang personal merupakan proses dinamis yang memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi.
  4. Ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, maka dapat berakibat kecemasan, stres, dan bahkan perkelahian.
  5. Ruang personal berhubungan secara langsung dengan jarak-jarak antar manusia, walaupun ada tiga orientasi dari orang lain: berhadapan, saling membelakangi, dan searah.
Menurut Edward T Hall, dalam interaksi sosial terdapat empet zona spasial:
  1. Zona Intim (0-18 inci)
  2. Zona Personal (1,5-4 kaki)
  3. Zona Sosial (7-12 kaki)
  4. Zona Publik (12-25 kaki)
sumber:
  1. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab5-ruang_personal_dan_teritorialias.pdf

Teritorialitas

A. Pengertian Teritorialitas
Menurut Holahan (dalam Iskandar, 1990) mengungkapkan bahwa teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan ciri pemilikannya dan pertahanan dari serangan orang lain. Dengan demikian menurut Altman (1975) penghuni tempat tersebut dapat mengontrol daerahnya atau unitnya dengan benar, atau merupakan suatu teritorial primer.
B. Elemen-Elemen Teritorialitas
Menurut Lang (1987) terdapat empat karakter tentang teritorialitas, yaitu:
  1. Kepemilikan atau hak dari suatu tempat
  2. Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu
  3. Hak untuk memepertahankan diri dari gangguan luar
  4. Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasar psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan-kebutuhan estetika.
Altman (1975) membagi teritorialitas menjadi tiga:
  1. Teritorial Primer
  2. Teritorial Sekunder
  3. Teritorial Umum
sumber:
  1. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab5-ruang_personal_dan_teritorialias.pdf

Privasi

Kerahasiaan pribadi
(Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi kadang dihubungkan dengan anonimitas walaupun anonimitas terutama lebih dihargai oleh orang yang dikenal publik. Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.

Hak pelanggaran privasi oleh pemerintah, perusahaan, atau individual menjadi bagian di dalam hukum di banyak negara, dan kadang, konstitusi atau hukum privasi. Hampir semua negara memiliki hukum yang, dengan berbagai cara, membatasi privasi, sebagai contoh, aturan pajak umumnya mengharuskan pemberian informasi mengenai pendapatan. Pada beberapa negara, privasi individu dapat bertentangan dengan aturan kebebasan berbicara, dan beberapa aturan hukum mengharuskan pemaparan informasi publik yang dapat dianggap pribadi di negara atau budaya lain.

Privasi dapat secara sukarela dikorbankan, umumnya demi keuntungan tertentu, dengan risiko hanya menghasilkan sedikit keuntungan dan dapat disertai bahaya tertentu atau bahkan kerugian. Contohnya adalah pengorbanan privasi untuk mengikut suatu undian atau kompetisi; seseorang memberikan detil personalnya (sering untuk kepentingan periklanan) untuk mendapatkan kesempatan memenangkan suatu hadiah. Contoh lainnya adalah jika informasi yang secara sukarela diberikan tersebut dicuri atau disalahgunakan seperti pada pencurian identitas.

sumber:

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Privasi

Kesesakan

A.KESESAKAN
Menurut Altman (1975)kesesakan adalah suatu proses interpersonal pada suatu tingkatan interaksi manusia satu dengan lainnya dalam suatu pasangan atau kelompok kecil.
B. TEORI-TEORI KESESAKAN
  • Teori Beban Stimulus
  • Teori Ekologi
  • Teori Kendala Perilaku
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesesakan
  • Faktor Personal: terdiri dari kontrol pribadi dan locus of control ; budaya, pengalaman, dan proses adaptasi serta jenis kelamin dan usia.
  • Faktor sosial: Menurut Giffors (1987) secara personal individu dapat mengalami lebih banyak atau lebih sedikit mengalami kesesakn cenderung dipengaruhi oleh karakteristik yang sudah dimiliki, tetapi dilain pihak pengaruh orang lain dalam lingkungan dapat juga memperburuk keadaan akibat kesesakan.
  • Faktor Fisik: Gove dan Hughes (1983) mengemukakan bahwa kesesakan di dalam rumah berhubungan dengan faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan kondisi rumah seperti jenis rumah, urutan lantai, ukuran rumah, dan suasana sekitar rumah.
sumber :
  1. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/bab4-kepadatan_dan_kesesakan.pdf
  2. http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-hasnida2.pdf