Minggu, 31 Oktober 2010

Proses Dasar dalam kelompok

I. TAHAP FORMING
A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu.

Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain.
Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan
individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.

B. Pandangan Sosiobiologi
Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk
memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi.

C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan sikap mereka → apakah benar, valid, sesuai.

D. Pandangan Pertukaran Sosial
Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. reward
2. cost
→ minimax principle (berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya).

II. TAHAP STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK
Munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan.
Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement
perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri
• jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional
minor
2. Confrontation
dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok)
dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).
3. Escalation
pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka
memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.
4. Deescalation
berkurang atau menurunnya konflik anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan berdebat.

Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi
- distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power
- integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan dengan perilaku aktualnya
5. Conflict Resolution
tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya

Penyebab konflik :
1. Interdepence
tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:
a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓
b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑
Deutch (1949):
�� pure cooperation → promotive interdependence : dengan menolong
�� pure competition → contrient interdependence : anggota bisa meraih tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya
2. Influence stategies
strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman dan negatif reinforcement → meningkatkan konflik
3. Misunderstanding dan misperception

III. TAHAP NORMING : PEMBENTUKAN STRUKTUR KELOMPOK
1. Peran (role)
Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.

Perbedaan peran :
Task roles → tugas
Socioemotional roles → sosioemosi

Teori 3 dimensi peran :
a. dominance – submission
b. friendly – unfriendly
c. instrumentally controlled – emotionally eupressive

Konflik peran :
interrole : konflik antara 2 atau lebih peran yang dijalani oleh 1 orang
intrarole : konflik antara peran 1 orang dengan peran orang lain

2. Norma (norm)
Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok.

3. Hubungan antar anggota
→ otoritas, hubungan ketertarikan, hubungan komunikasi

IV. TAHAP PERFORMING : BEKERJA BERSAMA DALAM KELOMPOK
Percobaan Norman Triplett (1897) tentang fasilitasi sosial yaitu situasi dimana kehadiran orang lain akan meningkatkan kinerja seseorang.
A. Coaction Paradigm
beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling
berinteraksi, misalnya: ujian dikelas
B. Audience Paradigm (passive spectators)
kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghapal pelajaran ditengah orang banyak.

Penelitian Robert Zajonc:
*Respon dominan
fasilitasi sosial yang ada meningkatkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu sesuai

*Respon nondominan
fasilitasi sosial yang ada menurunkan kinerja seseorang, maka respon dominan itu tidak sesuai

Penyebab fasilitasi sosial:
1. adanya dorongan
2. kekhawatiran akan penilaian (evaluasi) orang lain
3. distraksi (perhatian yang terpecah)

Performance Dalam Kelompok yang Berinteraksi
Tipologi tugas dari Steiner didasarkan pada kombinasi antara:
- jenis-jenis tugas yang dapat dibagi
- jenis-jenis hasil yang diinginkan
- prosedur-prosedur individu dalam memberi masukan

Memprediksi Performance Kelompok
Klasifikasi tugas penting karena:
tipe tipe tugas yang berbeda memerlukan sumber daya yang berbeda
�� jika anggota kelompok mempunyai sumberdaya tersebut maka akan sukses.



Proses terjadinya kelompok (sarwono,solita 1993)

Perasaan=Motivasi=Tujuan=Interaksi=Pembentukan=Perpecahan= Penyesuaian= Perubahan=Perasaan


Penjelasan dari bagan diatas:
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
1.Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
3.Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4.Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5.Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6.Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

sumber : www.google.com

Individu Dalam Massa

• Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan
irasional, menurut secar membabi buta pada pemimpin
• Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan → agresi
Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan:
• agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa
• kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai
tujuan tersebut

Menurut Sidis, individu dalam massa akan terkena hipnotis bentuk ringan
sehingga pertimbangan kritis hilang


SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Proses Dinamika Gerakan Massa

1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4 . Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju


SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Penyebab Gerakan Massa

Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.
Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongandorongan yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.

Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang merupakan pedoman-pedoman yang membatsi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu sebagai anggota masyarakat yang baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah dalam massa.



SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Massa Aktif dan Massa Pasif

1. Massa aktif yang disebut dengan mob terbentuk karena telah adanya
tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, dsb
Menurut Mc Laughlin, paling tidak ada 3 kondisi yang melatarbelakangi,
yaitu:
• adanya problem yang cukup serius
• upaya penyelesaian problem yang tertunda
• adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa problem harus
diselesaikan

Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :
• perasaan tidak puas
→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →
jika sudah matang ‘massa’
• tekanan jiwa masyarakat
→ memuncak dan meledak

2. Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orangorang
yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang
berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton sepakbola, dll

SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Massa Abstrak dan Massa Kongkrit

Massa Abstrak dan Massa Kongkrit

1. Massa Abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum
terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan.
Alasan timbul :
• ada kejadian menarik
• individu mendapat ancaman
• kebutuhan tidak terpenuhi

2. Massa Kongkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
Ciri-ciri:
• adanya kesatuan mind dan sikap
• adanya ikatan batin dan persamaan norma
• ada struktur yang jelas
• bersifat dinamis dan emosional, sifat massa jelas

SUMBER:
PSIKOLOGI KELOMPOK
(Oleh : Klara Innata Arishanti, S.Psi)

Psikologi Massa

Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
a. Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain sebagainya (Lih, Gerungan 1900).
b. Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain shingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit. Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Sedangkan yang dimaksud dengan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.
3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.
c. Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif, massa aktif disebut mob, sedangkan massa pasif disebut audience. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan nyata misalnya dimontrasi, perkelahian massal dan sebagianya. Sedangkan pada tindakan yang nyata, misal orang-orang yang berkumpul untuk menjadi mob, sebaliknya mob dapat berubah menjadi audience.


sumber : www.google.com

Senin, 25 Oktober 2010

Alasan individu masuk kelompok dan jenis-jenis kelompok

Menurut Forsyth :

>Pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (misalnya; rasa aman , cinta)

>Meningkatkan ketahanan adaptif

>Kebutuhan akan Informasi

Sedangkan menurut Robbins (1998) :

  • keamanan
  • status
  • penghargaan diri
  • pertalian
  • kekuasaan
jenis-jenis kelompok :
1. Dyad → kelompok terdiri dari 2 orang

2. Kelompok kecil → kelompok primer dimana terjadi face to face, saling
tergantung, ada identitas kelompok yang sangat kuat

3. Organisasi → sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan
struktur yang sangat jelas

4. Massa → sifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak berstruktur

sumber : www.google.com

Kelompok efektif dan tidak efektf

faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:

1. Faktor situasional karakteristik kelompok:

a. Ukuran kelompok.

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang.

Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok kecil supaya produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.

Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater (dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota kelompok.

b. Jaringan komunikasi.

Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal.

Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak toleran pada anggota yang devian.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danLippit (1960). Mereka mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal.

2. Faktor personal karakteristik kelompok:

a. Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:

1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).

2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).

3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.

b. Tindak komunikasi

Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process Analysis (IPA).

c. Peranan

Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan sebagai berikut:

1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok.

2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

3) Peranan individual, berkenaan dengan usahan anggota kelompokuntuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok.

sumber : www.google.com

Karakteristik kelompok

  1. Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:

    1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
    2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
    3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalah sebaliknya.
    4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
    5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

  1. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.

  1. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

sumber : www.google.com

Pendekatan terhadap studi tentang kelompok

A. Pendekatan Terhadap Studi Tentang Kelompok
Didalam studi pendekatan kelompok terdapat pendekatan teorirtis dan pendekatan empiris, yaitu diantaranya :
1. Pendekatan Teoritis
♦ Teori Sintalitas Kelompok
Sintalitas adalah kepribadian → kebersamaan, dinamika, tempramen dan kemampuan kelompok.
Didalam sintalitas terdapat dimensi kelompok dan dinamika sintalitas.
• Dimensi Kelompok, terdiri dari :
a. Sifat Sintalis adalah pengaruh adanya kelompok sebagai keseluruhan terhadap kelompok lain dan lingkungannya.
b. Sifat Struktur Kelompok adalah hubungan antar anggota kelompok, prilaku kelompok, dan organisasi kelompok.
c. Sifat Populasi adalah sifat rata-rata anggota kelompok
• Dinamika Sintalitas
- Eksternal kelompok tergantung pada kebutuhan setiap individunya
- Kelompok biasanya saling overlapping

sumber : www.google.com

Minggu, 03 Oktober 2010

Dinamika kelompok

Fungsi

Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain :

  1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
  2. Memudahkan pekerjaan.
  3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian.
  4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

Jenis kelompok sosial

Kelompok Primer

Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Sedangkan menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.

Kelompok Sekunder

Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan.[ Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.

Kelompok Formal

Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.

Kelompok Informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati Misalnya: kelompok arisan

Ciri Kelompok Sosial

Suatu kelompok bisa dinamakan kelompok sosial bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki motif yang sama antara individu satu dengan yang lain. (menyebabkan interkasi/kerjasama untuk mencapai tujuan yang sama)

2. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan antara individu satu dengan yang lain (Akibat yang ditimbulkan tergantung rasa dan kecakapan individu yang terlibat)

3. Adanya penugasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan serta kedudukan masing-masing

4. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing-masing anggota (siapa yang menjadi ketua atau anggota). Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan lainnya sehingga timbul perpecahan (konflik) Perpecahan yang terjadi bisanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan bersama. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

Langkah proses pembentukan Tim diawali dengan pembentukan kelompok, dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut :

Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.

Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri untuk maju.

Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.

Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efisien dan efektif.

Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.

Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok

Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat perkembangan kelompok adalah sebagai berikut:

1. Adaptasi Proses adaptasi berjalan dengan baik bila:

a) Setiap individu terbuka untuk memberi dan menerima informasi yang baru

b) Setiap kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan dinamika kelompok tersebut.

c) Setiap anggota memiliki kelenturan untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain tanpa merasa integritasnya terganggu.

2. Pencapaian tujuan Dalam hal ini setiap anggota mampu untuk :

a) menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan bersama

b) membina dan memperluas pola

c) terlibat secara emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan kemampuannya.

Selain hal diatas, perkembangan kelompok dapat ditunjang oleh bagaimana komunikasi yang terjadi dalam kelompok.Dengan demikian perkembangan kelompok dapat dibagi menjadi tiga tahap, antara lain :

1. Tahap pra afiliasi Merupakan tahap permulaan, diawali dengan adanya perkenalan semua individu akan saling mengenal satu sama lain. Kemudian hubungan berkembang menjadi kelompok yang sangat akrab dengan saling mengenal sifat dan nilai masing-masing anggota.

2. Tahap fungsional Ditandai dengan adanya perasaan senang antara satu dengan yang lain, tercipta homogenitas, kecocokan, dan kekompakan dalam kelompok. Pada akhirnya akan terjadi pembagian dalam menjalankan fungsi kelompok.

3. Tahap disolusi Tahap ini terjadi apabila keanggotaan kelompok sudah mempunyai rasa tidak membutuhkan lagi dalam kelompok. Tidak ada kekompakan maupun keharmonisan yang akhirnya diikuti dengan pembubaran kelompok.

Keunggulan dan Kelemahan dalam Kelompok

Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan maupun kekurangan dalam kelompok tersebut[.

1. Kelebihan Kelompok

  • Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
  • Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi
  • Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.

2. Kekurangan Kelompok Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Dinamika_kelompok

Kelompok

Macam kelompok sosial


Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:

  • Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
  • Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
  • Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
  • Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

Faktor pembentuk

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.

Pembentukan norma kelompok

Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.

Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial

Sabtu, 29 Mei 2010

Gen Penyebab Skizofrenia telah ditemukan?

Sebelumnya belum ada yang tau persis apa penyebab skizofrenia. Baru-baru ini ada riset yang mengatakan kemungkinan penyakit ini disebabkan oleh gen-gen mutasi.
Kutip

The scientists identified four mutated gene regions. They found that four micro-deletions, or mutations – 15q13, 1q21 and 15q11 as well as 22q11 – occurred more often in those with schizophrenia.

Dengan adanya penemuan ini, diharapkan dapat ditemukan obat yang lebih baik dari sekedar obat anti psikotik dan juga diagnosis dini pada penderita. Mutasi ini juga ternyata ditemukan pada penderita autis, jadi mungkin aja kedua penyakit ini saling berhubungan.

Jurnal-jurnalnya :

1. Stefansson H., Rujescu D., Cichon S. et al. Large recurrent microdeletions associated with schizophrenia. Nature, Digitial Object identifier (DOI) number – 10.1038/nature07229;

2. 'Rare chromosomal deletions and duplications increase risk of schizophrenia', Nature, DOI number – 10.1038/nature07239.

3. O’Donovan MC. et al. Identification of loci associated with schizophrenia by genome-wide association and follow-up. Nature Genet. 2008 July 30, Advance online publication.

sumber : http://www.forumsains.com/kesehatan/gen-penyebab-skizofrenia-telah-ditemukan/?wap2

Kombinasi Sertraline-Naltrexone untuk Penderita Depresi dan Ketergantungan Alkohol

Kalbe.co.id - Terapi kombinasi sertraline-naltrexone menurunkan kejadian depresi, serta meningkatkan waktu pantang dan waktu bebas-alkohol pada pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol. Simpulan ini merupakan hasil penelitian dr. Helen M. Pettinati dan rekan dari Departement of Psychiatry, University of Pennsylvania School of Medicine, Philadelphia, Amerika Serikat.

Hingga kini, belum ada bukti empiris yang cukup kuat untuk mendukung pemberian antidepresan sebagai terapi bagi pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol. Walaupun banyak penelitian memperlihatkan bahwa obat antidepresan menurunkan gejala depresi pada pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol, pada umumnya pemberian obat antidepresan tampaknya tidak bermanfaat dalam mengurangi kebiasaan minum alkohol pada pasien-pasien depresi ini.

Sebuah penelitian tersamar ganda, kontrol plasebo dilakukan untuk meneliti efektifitas terapi kombinasi depresi (sertraline) dan ketergantungan alkohol (naltrexone) pada pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol. Penelitian ini melibatkan 170 pasien depresi-ketergantungan alkohol secara acak dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok I (n=40) diterapi dengan sertraline 200 mg sehari; kelompok II diterapi dengan naltrexone 100 mg sehari (n=49); kelompok III diterapi dengan kombinasi sertraline-naltrexone 200/100 mg (n=42); serta kelompok IV diterapi dengan plasebo ganda (n=39). Terapi berlangsung selama 14 minggu dan selama terapi berlangsung, pasien juga diberi terapi kognitif dan tingkah laku (cognitive-behavioral therapy).

Hasil penelittian memperlihatkan bahwa terapi kombinasi sertraline-naltrexon menghasilkan angka berpantang-alkohol dan masa bebas minum lebih besar dibandingkan dengan terapi lainnya.

Selain itu juga dilaporkan bahwa pasien yang tidak mengalami depresi hingga akhir penelitian lebih banyak pada kelompok terapi kombinasi sertraline-naltrexone (83,8%) dan lebih baik secara bermakna bila dibandingkan dengan rata-rata terapi lainnya. (83,8% vs 58.3%, p=0,014)

Dr. Pettinati mengatakan bahwa hasil penelitian ini sangat penting, karena dalam praktik, depresi dan ketergantungan alkohol sering terjadi bersamaan pada seorang pasien dan pemberian terapi antidepresan saja tidak cukup untuk mengurangi kebiasaan minum alkohol. Harapan pasien untuk sembuh makin kecil bila pasien sekaligus menderita depresi dan ketergantungan alkohol. Terapi kombinasi sertraline-naltrexone dapat dipertimbangkan sebagai terapi pada pasien-pasien yang mengalami depresi dan ketergantungan alkohol.

Kesimpulan
  • Terapi kombinasi sertraline-naltrexone menurunkan kejadian depresi, serta meningkatkan waktu pantang dan waktu bebas-alkohol pada pasien-pasien yang menderita depresi dan ketergantungan alkohol.
  • Hasil penelitian ini penting karena depresi dan ketergantungan obat sering terjadi bersamaan, dan obat depresi saja tidak mengurangi ketergantungan minum alkohol pada pasien-pasien ini. Perlu diberikan terapi kombinasi sertraline dan naltrexone pada pasien penderita depresi dan ketergantungan obat, untuk mencapai hasil terapi optimal.
sumber : http://www.kalbe.co.id/articles/20564/kombinasi-sertraline-naltrexone-untuk-penderita-depresi-dan-ketergantungan-alkohol.html

Jumat, 28 Mei 2010

Pakistan demo karikatur Nabi Muhammad

(AFP)

LAHORE - Ribuan warga Pakistan bersiap untuk melakukan protes pada hari ini. Mereka geram dengan upaya pencitraan atas Nabi Muhammad oleh pihak barat, khususnya yang beberapa hari ini merebak di situs jejaring sosial Facebook.

Sebelumnya sebuah pemilik akun Facebook mengadakan kompetisi karikatur Nabi Muhammad, sebagai bentuk mempromosikan kebebesan berekspresi. Kompetisi yang diorganisir oleh seorang kartunis wanita Amerika Serikat (AS) ini, mengundang kecaman dari warga Pakistan yang dikenal konservatif. Seperti dikutip Associated Press.

Kemarahan Pakistan atas kompetisi ini menyebabkan pihak Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA) memblokir akses Facebook, YouTube dan lebih dari 450 jaringan yang memiliki akses kepada akun milik organisator kompetisi itu.

Selain itu ribuan mahasiswa dan aktifis muslim sudah turun ke jalan di beberapa Kota Pakistan, guna mengecam kompetisi kontroversial tersebut. Protes ini diperkirakan akan berlangsung lebih besar lagi saat partai-partai di negeri Benazir Bhutto tersebut dijadwalkan untuk melakukan aksi serupa.

Protes diperkirakan akan berlangsung di Lahore, Karachi, Peshawar dan Rawalpindi.

Hukum Islam memang melarang keras pencitraan wajah Nabi Muhammad, karena dianggap sebagai sebuah tindakan yang mencoreng nama Islam.

Kontroversi serupa pernah merebak pada 2006 silam, saat sebuah suratkabar di Denmark menerbitkan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad sebagai sosok teroris. Tak Pelak penerbitan karikatur tersebut menimbulkan kecaman yang pada akhirnya kerusuhan di Pakistan dan negara-negara Islam lainnya.

Kontroversi Hari Menggambar Muhammad

INILAH.COM, Jakarta- Gerakan untuk menggambar Nabi Muhammad sebagai perayaan kebebasan atau upaya terselubung menghina muslim? Yang jelas penggagas gerakan itu mengaku hidupnya tidak tenang.

Everybody Draw Mohammed Day dijadwalkan digelar 20 Mei pada hari ini dan dimaksudkan sebagai gerakan antisensor. Gerakan yang mengajak untuk menggambar Nabi Muhammad itu, digagas bulan lalu oleh Molly Norris.

Kartunis dari Seattle ini merasa prihatin saat jaringan TV kabel AS, Comedy Central memutuskan untuk menyensor episode “South Park” yang menggambarkan Nabi Muhammad menggunakan pakaian beruang.

Situs Islam ekstrim, RevolutionMuslim.com kemudian memberi peringatan dengan menyebut kreator ‘South Park’, Trey Parker dan Matt Stone bisa bernasib sama dengan pembuat film asal Belanda, Theo Van Gogh yang dibunuh pada 2004 setelah memproduksi film mengenai perlakuan perempuan di masyarakat Islam.

Dalam sebuah interview dengan Fox News, Norris yang telah menjauhkan diri dari masalah itu mengatakan, dirinya bahagia usahanya mendapat sambutan.

“Saya berpikir Viacom atau Comedy Central bertindak berlebihan akibat ancaman dari blog kecil atau website yang tidak banyak orang melihat, dan aku menilai sebagai sebuah contoh dari lereng licin aturan sensor,” ujarnya kepada Fox.

Sudah lebih 100 ribu pengguna Facebook yang bergabung di halaman Everybody Draw Mohammed Day di Facebook. Di lain pihak, halaman lain yang memprotes tindakan tersebut juga memiliki fans yang tak kalah banyaknya.

Mayoritas Muslim percaya representasi visual dari nabi adalah tidak patut, dan mengalihkan perhatian dari firman Tuhan. Hal itu juga bisa menimbulkan semacam penyembahan individu dan dilarang dalam Islam.

Pada pekan pertama sejak Norris memposting kartunnya, berbagai blog telah mengomel kepadanya. Kelompok advokasi Muslim juga mengambil tindakan.

Norris kemudian memposting permintaan maaf, dan bergabung dengan kelompok pemrotes. Ia diwawancarai media nasional AS dan menjalankan situs untuk mencoba menjauhkan diri dari ‘monster’ yang diciptakannya.

Namun dia kini tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan ‘monster’ yang diciptakannya atau bahkan untuk berpaling. Dia menghabiskan hari-harinya berjuang melawan gelombang bergantian kecemasan dan ketenangan, memeriksa Facebook, berjalan kaki, kemudian memeriksa Facebook lagi.

Ketika hari ini tiba, Norris meninggalkan Seattle untuk liburan. "Aku tidak bisa menghadapinya," katanya. "Rasanya seperti menonton sebuah kecelakaan mobil."[ito]

sumber : http://inilah.com/news/read/teknologi/2010/05/20/545551/kontroversi-hari-menggambar-muhammad/

Pecandu Internet Divonis Bersalah Telantarkan Bayi

TEMPO Interaktif, Seoul - Satu pasangan Korea Selatan hari Jumat divonis bersalah karena mengabaikan anak mereka yang baru lahir. Anak itu mati kelaparan sementara mereka memainkan game online membesarkan anak virtual.

Sang suami, sopir taksi 41 tahun, dan istrinya, 25 tahun, dihukum dua tahun penjara, tetapi hukuman wanita dihentikan karena dia hamil.

Pasangan itu bermain di kafe-kafe internet rata-rata 10 jam setiap hari dan memberi minum bayi mereka hanya sekali sehari, kata jaksa.

Gadis itu, yang lahir prematur dengan berat 2,25 kilogram, sering diberi susu formula basi dan dipukuli ketika dia menangis karena kelaparan.

Mereka menemukan bayi itu tewas ketika mereka kembali ke rumah mereka di Suwon, sebelah selatan Seoul, setelah bermain game sepanjang malam-September lalu. Mereka bersembunyi di rumah saudara setelah petugas otopsi mendapati bayi mereka meninggal karena gizi buruk.

"Ini merupakan kejahatan yang tidak manusiawi di mana terdakwa bahkan meninggalkan tanggung jawab yang paling mendasar sebagai orang tua, dan tak termaafkan dengan alasan apapun," kata Pengadilan Distrik Suwon dalam putusannya.

Sang ibu akan menghindari hukuman penjara jika ia tidak bermasalah selama tiga tahun. Pasangan itu, yang hanya diidentifikasi dengan nama keluarga mereka, Kim, memiliki tujuh hari untuk mengajukan banding.

Kasus itu mengejutkan Korea Selatan dan meningkatkan keprihatinan atas keparahan kecanduan game online dan internet di negara dengan 49 juta jiwa itu. Pemerintah mengatakan ada 2 juta pecandu Internet di negara yang dianggap memiliki teknologi internet paling maju itu.
sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/asia/2010/05/29/brk,20100529-251123,id.html

Pecandu Game Online Coba Bunuh Diri Dengan Menelan Pecahan Gergaji

Menurut hasil terjemahan dari sebuah situs Cina, Danwei.org, seorang pecandu game dan internet asal Beijing mencoba melakukan tindakan bunuh diri dengan menelan pecahan gergaji. Xiao Cai, berumur 23 tahun yang telah kecanduan dunia game online selama 4 tahun dan telah menyebabkan ia beberapa kali untuk mencoba bunuh diri, sangat kecanduan pada internet sehingga menyebabkan mentalnya terpengaruhi. Artikel yang diterbitkan oleh Beijing Morning Post mengatakan, setelah Xiao Cai merasa sakit, ia segera menelpon rumah sakit dan minta tolong kepada pihak rumah saki. Pada tanggal 4 Januari, reporter dari Beijing Morning Post datang ke kamar tempat Xiao Cai dirawat. Setelah operasi, hampir semua pecahan gergaji yang ada dalam tubuhnya telah berhasil dikeluarkan. Dan sekarang kondisinya sedang dalam kondisi yang stabil. Ibunya berada di sampingnya dan sedang menyuapi sup bayam dan telur. Xiao Cai memakannya dengan nikmat, tetapi ia masih tetap batuk-batuk. Setelah ibunya selesai menyuapinya, Xiao Cai menjadi sedikit gelisah dan mulai memainkan jarum infusnya. Xiao Cai mulai meniru semua kalimat dari sebuah game online dan kadang-kadang tertawa sambil menatap reporter tersebut. Saat sang reporter berbicara dengan paman dari Xiao Cai, pamannya mengatakan, “kalau saja kepribadiannya tidak introvert, mungkin ia tidak akan kecanduan pada internet.” Pamannya juga menyatakan, “Xiao Cai mulai bermain game online saat masih SMP. Tidak lama kemudian setelah seorang perempuan netizen (sebutan untuk orang di dunia virtual / cyber) dan hatinya terluka, ia mulai menghabiskan kebanyakan waktunya untuk bermain game online. Xiao Cai semakin kecanduan pada internet, bahkan sampai pada tahap dimana hal tersebut mempengaruhi mentalnya: sebelumnya ia sudah pernah dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit untuk perawatan. Sebelum ini, ia sudah pernah menelan obat tidur dan juga obat serangga. Tetapi ia selalu berhasil diselamatkan.” China yang pada tahun 2009 akan menjadi negara pertama yang mengakui Kecanduan Internet sebagai sebuah kondisi medis yang resmi bahkan sudah membuat pusat rehabilitasi khusus untuk kondisi ini. Seperti yang dilaporkan oleh csmonitor.com, mereka sedang berusaha untuk menolong orang-orang seperi Xiao Cai, dengan menginstitusikan disiplin bergaya militer. Perawatan yang akan dilakukan adalah konseling selama 3 bulan, aktivitas untuk membangun rasa percaya diri, pelajaran seks dan dalam sekitar 60% kasus, penggunaan medikasi. Apakah cara tersebut merupakan cara yang tepat untuk menangani kasus-kasus seperti Xiao Cai masih belum bisa dipastikan. Tetapi tampaknya, negara yang prihatin terhadap kecanduan internet ini sudah semakin banyak dan beberapa negara sudah mulai melakukan tindakan secara agresif terhadap kasus ini

sumber : www.google.com

Layanan Kesehatan Lansia Butuh Perlakuan Khusus

KabarIndonesia - Sawahlunto, Pelayanan kesehatan bagi lansia juga menjadi perhatian dinas kesehatan kota Sawahlunto, karena pelayanan kesehatan lansia memrlukan perlakukan khusus.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sawahlunto Hermansyah yang didampingi Kasi KIA dan Kes. Pro Dinas Kesehatan Sawahlunto Risma Yenny mengatakan, untuk menjangkau pelayanan tersebut kini sudah ada 32 posyandu lansia. “Tersebarnya Posyandu ini dapat memudahkan jangkauan pelayanan” katnya Rabu (10/6).

Dalam pelayanan kesehatan pada lansia, sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan social, terkait dengan faktor usia dan menurunnya fungsi dibeberapa tubuh.

Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu pelayanan yang komprehensif.

Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan lansia pun, kata Risma Yenny, kota juga bekerjasama dengan membentuk Tim Kemitraan yang terdiri dari unsur Dinas Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, PKK, Depag, dan Dinas Kesehatan.
sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Layanan+Kesehatan+Lansia+Butuh+Perlakuan+Khusus&dn=20090611010537

Perlambat Pikun dengan Latihan Otak

Salah satu cara menjaga kebugaran otak adalah dengan senam otak sehat atau GLO.

Saat hendak bepergian, Asri (42) sibuk mencari kunci mobil. Pencariannya ke kamar, ke meja kerja, dan beberapa tempat lain tak membuahkan hasil. Barulah, setelah beberapa saat, ia teringat bahwa sang kunci ''bertengger'' di tas yang ia jinjing sedari tadi. Inikah tanda-tanda pikun? Pikun atau demensia memang biasa terjadi pada lanjut usia (lansia).

Demensia menyebabkan kualitas hidup penderitanya jelek dan hubungan sosial menjadi terganggu. Tak hanya itu, penderita juga menjadi beban keluarga dan negara, kata dr Astuti SpS dari SMF (Staf Medik Fungsional) Saraf di RS Dr Sardjito, Yogyakarta.

Proses menua dan usia lanjut memang proses alami. Fenomena menua ini juga terjadi pada otak. Hal yang paling dirasakan adalah kemunduran daya ingat (memori) dan ini bisa secara normal dan tidak normal. Inilah yang kemudian menyebabkan demensia. Padahal, kepikunan pun bisa diperlambat lho! Seperti Asri, misalnya, ada baiknya ia melakukan berbagai latihan khusus memperlambat pikun, sebelum usia terlanjur lanjut.

Kemampuan daya ingat yang menurun secara normal pada lansia disebabkan oleh proses berpikir menjadi lamban, kurang menggunakan strategi memori yang tepat, dan kesulitan untuk pemusatan perhatian dan konsentrasi. Ia juga memerlukan lebih banyak waktu untuk belajar hal yang baru, memerlukan lebih banyak isyarat untuk mengingat kembali apa yang pernah diingatnya. Orang yang mengalami kepikunan yang tidak normal, ia bisa lupa makan, lupa nama pasangan, benda, angka, atau keterampilan yang pernah dikuasai. Terkadang, ia pun lupa dengan aturan-aturan sosial.

Untuk itu Astuti pun memberikan beberapa kiat mengatasi kemunduran daya ingat atau memperlambat kepikunan. Intinya, jangan biarkan otak Anda berhenti bekerja. Berikut kiatnya:

- Selalu belajar, berarti aktifkan otak Anda. Bangkitkan minat memakai pikiran dengan cara misalnya membiasakan membaca buku-buku yang bermanfaat, seperti membaca Al-Qur'an rutin, matematika, berhitung, merancang, atau memasak.

- Ulangi informasi yang baru untuk disimpan dalam ingatan

- Melatih memusatkan perhatian/konsentrasi, misalnya: dengan berdzikir, shalat yang khusuk, yoga, dan lain-lain.

- Rekreasi.

- Ikut kegiatan sosial.

- Konseling ke spesilis saraf, untuk deteksi dini demensia.

- Membuat catatan atau biografi merupakan aktifitas lansia yang paling baik dan sangat berharga.

- Menjaga kesehatan tubuh dengan pola hidup sehat seperti makan-makanan sehat, istirahat/tidur cukup, hindari rokok dan alkohol.

- Gerak Latih Otak (senam otak) dan olahraga lain sesuai kemampuan.

Gerak dan Latih Otak

Pada prinsipnya dasar latihan otak adalah ingin otak tetap bugar dan mencegah pikun. Otak adalah satu-satunya organ yang kecanggihannya menurut para peneliti lebih canggih dari tata surya di alam lain. Seumur hidup manusia menurut penelitian, otak hanya terpakai 20 persen dan 80 persen lainnya belum terungkap, kata dr Astuti SpS.

Astuti memberi contoh, tersumbatnya di bagian otak sebelah kiri di atas telinga kita itu pusat berbahasa. Akibatnya, orang akan sulit bicaranya. Jika yang terjadi lesi di atas puncak kepala, pas pusat penggerakan jari tangan atau bibir, bisa cadel, lumpuh, dan sebagainya.

''Kita harus memberi edukasi pada masyarakat untuk memelihara otak tetap bugar. supaya kualitas hidupnya tetap terjaga baik. Karena sedikit lesi (luka), jaringan otak tidak berfungsi sehingga dengan sendiri aktivitas/kualitas hidup seseorang menjadi jelek,''kata Astuti.

Salah satu latihan untuk otak adalah dengan senam otak sehat atau yang diciptakan oleh Asosiasi Alzheimer Indonesia disebut Gerak dan Latih Otak (GLO).

GLO ini bisa dilakukan oleh semua usia. Pada penderita epilepsi anak, anak dengan cerebral palsy, anak yang gerak tangannya tidak terkoordinasi selain difisioterapi, mereka juga bisa dilatih otaknya lewat GLO.

GLO ini gerakannya mudah dan dapat dilakukan saat duduk atau berdiri. dilakukan dengan perasaan senang, rileks, serta tidak menahan napas. ''Bila sedang berada di bus kota, sedang di depan meja komputer, gerakan ini bisa saja dilakukan dalam hanya dalam lima menit.

Biasanya latihan yang dianjurkan tiga kali seminggu, masing-masing sekitar 15-20 menit, harus selalu membayangkan gerak fisiknya, supaya tersambung sirkuit otak dengan gerakan-gerakan yang sedang dilakukan.

1. Latih peregangan leher

Posisi badan menghadap lurus ke depan, dengan telapak tangan kanan pada sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, sementara kepala menghadap lurus ke depan. Otot-otot leher akan terasa teregang melawan dorongan tangan. Lakukan delapan kali hitungan dengan tidak menahan nafas. Lakukan secara bergantian dengan telapak tangan kiri.

2. Peregangan bahu dan lengan atas

a. Luruskan tangan kanan ke atas (di samping telinga), telapak tangan menghadap ke depan. Tangan kiri melewati belakang di bawah siku tangan kanan. Tangan yang lurus digerakkan ke belakang, sedangkan tangan yang satunya menahan ke depan.

Akan terasa regangan pada bahu dan lengan atas. Hembuskan nafas pada saat otot diaktifkan atau tegang. Kemudian lakukan bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.

b. Luruskan tangan kanan ke atas, di samping telinga dengan telapak tangan menghadap ke dalam. Tangan yang lurus digerakkan ke kanan, sedangkan tangan yang satu lagi menarik tangan kanan ke arah dalam. Lakukan bergantian dengan tangan yang kiri, masing-masing dua kali.

c. Posisi tangan kanan lurus menekan ke arah telinga kanan dan tangan yang satu lagi mendorong ke arah keluar. Lakukan bergantian dengan tangan kiri, masing-masing dua kali.

3. Pemanasan sakelar otak

Gosoklah dua lekukan kiri dan kanan di bawah pertemuan tulang selangka kiri dan kanan dengan tulang dada. Dengan tangan lain gosok daerah perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas, ke bawah dan memutar dari kiri atas ke kanan atas. Lakukan enam kali pernapasan dengan tangan bergantian.

4. Latihan inti

a. Delapan tidur

Berdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu jari menghadap ke atas di depan hidung. Gerakkan tangan ke kiri atas, kiri bawah, kembali ke tengah, lalu ke ke kanan atas, kanan bawah dan kembali ke tengah. Gerakan ini membentuk angka delapan tidur dan lakukan tanpa diikuti gerakan bola mata.

b. Untuk variasi delapan tidur, gerakkan ibu jari sama seperti gerakan delapan tidur, tetapi gerakan ibu jari diikuti dengan gerakan bola mata. Lakukan latihan ini bergantian dengan tangan kanan, kiri, dan kedua tangan saling berkaitan. Masing-masing dalam hitungan dua kali delapan.

sumber : www.google.com

Penderita HIV/AIDS

KEJAKSAAN -- Sebagai wilayah perlintasan dan penghubung antara Jawa Tengah-Jakarta, Kota Cirebon sangat rawan penyebaran penyakit HIV/Aids. Kota Cirebon termasuk daerah yang penyebaran HIV/Aids-nya cukup tinggi. Menurut Sekretaris Daerah, Drs H Hasanudin Manap MM, hingga saat ini jumlah penderita HIV/Aids di Kota Cirebon mencapai 435 jiwa yang berasal dari berbagai usia.

“Sedangkan untuk yang meninggal dunia diakibatkan HIV/Aids, telah mencapai 43 jiwa,” kata dia saat membuka kegiatan sosialisasi Perda No 1/2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/Aids di gedung CIMB, Kamis (27/5).

Sesuai data, kata Hasanudin, penyebaran penyakit HIV/Aids di Kota Cirebon paling banyak melalui jarum suntik. Penggunaan jarum suntik tersebut diawali dengan penggunaan obat-obatan terlarang yang menggunakan jarum suntik sebagai alat memasukkannya ke dalam tubuh.

“Karena untuk membeli jarum suntik baru cukup mahal, akhirnya di antara pengguna jarum suntik sering bergonta-ganti, sehingga bisa menularkan penyakit mematikan itu,” ujar dia.

Untuk menghindari penggunaan obat-obatan terlarang, Pemkot Cirebon akan menyelenggarakan tes urin untuk mengetahui bebas narkoba. Namun karena alat yang digunakan cukup mahal yakni berkisar Rp16 ribu satu set dan jumlah PNS yang mencapai 8 ribu lebih, maka Pemkot Cirebon akan bekerjasama dengan jajaran Polresta Cirebon.

“Salahsatu upaya memberantas narkoba dan penyebaran HIV/Aids, maka harus dimulai dari jajaran PNS di lingkungan Pemkot Cirebon yang harus bersih terlebih dahulu,” jelasnya.

Hasanudin meminta agar para penderita HIV/Aids tidak dikucilkan. Sebab, jika dikucilkan, maka penderita HIV/Aids akan berpikir untuk menyebarkan penyakitnya untuk mencari teman karena 1 orang penderita HIV/Aids bisa menularkan kepada 20 orang.

“Yang harus dilakukan adalah dengan memberikan motivasi kepada penderita HIV/Aids untuk bisa tetap bertahan hidup, meski menderita penyakit HIV/Aids,” pintanya.

Salahsatu upaya Pemkot Cirebon untuk menekan angka penyebaran HIV/Aids adalah dengan dibuatnya Perda No 1/2010 tentang Penanggulangan HIV/Aids. Setelah perda tersebut resmi diberlakukan, Pemkot Cirebon melakukan sosialisasi kepada lurah dan camat se-Kota Cirebon untuk diberikan penjelasan tentang Perda No 1/2010 soal bahaya serta penularan penyakit HIV/Aids.

“Dengan mengundang para PNS untuk melakukan sosialisasi, diharapkan mereka bisa kembali melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Selain melalui perda, Pemkot Cirebon juga menyediakan klinik pengobatan di RSUD Gunungjati,” paparnya.

Asisten Administrasi Umum, Nusyirwan Ilyas SH, mengungkapkan, sosialisasi dengan melibatkan PNS lebih mudah jika dibandingkan langsung dengan masyarakat.

“Sebab, para PNS merupakan publik figure, sehingga nantinya diharapkan bisa ikut membantu sosialisasi kepada masyarakat,” ungkap dia.

Pria berkacamata ini juga menjelaskan, selain di kalangan PNS, sosialisasi Perda No 1/2010 tersebut juga akan dilakukan langsung kepada masyarakat. Namun hal tersebut belum bisa dipastikan waktunya karena mengumpulkan masyarakat umum lebih sulit. (mam)...

sumber : www.google.com

Ketika Anak Menginjak Masa Remaja

bagi semua orang tua menghadapi anak usia remaja adalah tugas yg berat.
berat karena selalu terjadi konfrontasi antara ortu dan anak remaja
seperti kita semua maklum dunia remaja adalah dunia masa peralihan dari masa anak2 kedunia orang dewasa.

nah masa ini bagi seorang anak sungguh2 berharga utk mengisi dirinya dengan beberapa informasi yg penting agar mereka mantap percaya diri dalam melangkahkan kaki diluar rumah.
PD dan self motivation adalah yg dirindukan oleh kaum remaja

ego remaja sangat tinggi dan sensitive, kita harus maklumi sebab dalam masa ini mereka berusaha mencari jati diri mereka. seperti kalau dia punya adik maka dia ingin agar adik tunduk pada kata2 dia dsb.
atau kalau kita minta sesuatu maka dia akan memberi reaksi sangat sensitive /melawan

beberapa ortu memang sampai puyeng garuk2 kepala menghadapi anak2 mereka yg menginjak masa kritis ini.
sebab apa ! sebab ortu dan si remaja akan memasuki ruang komunikasi yg sangat sulit. yaitu si remaja banyak tidak pernah mau dengar apa yg ortu pesankan oleh karena remaja merasa '' oh aku sdh besar ! ''
dan pada pihak ortu mereka menganggap cara mereka adalah yg paling benar dan tepat serta tidak suka kalau anak2 membantah

saya mempunyai beberapa advis bagaimana kita membimbing anak2 kita yg mendekati remaja, atau sudah remaja

> jangan pernah tinggalkan anak2 kita yg dalam masa peralihan ini sendiri.

dalam arti lakukan tetap dialog. jadikan ortu sebagai ortu dan teman. sehingga anak2 tidak menutup diri dan selalu merasa terlindungi dan terbuka
sediakan selalu kuping utk mendengar curhat mereka, entah itu masalah yg sepele antara dia dgn teman2 atau masalah pelajaran disekolah atau masalah2 sosial lainnya dalam pergaulan

saya selalu menganjurkan sedari dini sesuai usia anak2 mulai usia 8 - 9 tahun sebaiknya pasutri bekerja sama utk bersama2 memberi informasi yg sangat penting tentang informasi seks kepada anak2nya
sesuaikan dengan usia mereka berdasarkan literatur yg ada. sebab dalam masa remaja ini anak2 tentu akan mengalami perubahan besar2-an secara anatomi pada tubuh mereka

- anak cewek akan mengalami pertumbuhan payudara
- anak cowok akan mulai mengeras buah zakar / testis dan terkadang ereksi tanpa dia mengerti kenapa
- anak ce dan co sudah mulai dengan pertumbuhan rambut2 pada kemaluan dan ketiak, suara yg berubah akibat berubahnya hormon2
- anak ce sudah mulai memproduksi lendir yg banyak pada miss V nya tetapi dia belum mulai haid. sebab inilah gejala dimana endometrium /indung telur mulai mempersiapkan dirinya utk memproduksi sel telur agar suatu waktu bisa dibuahi

nah ! mereka tentu mau tahu bukan mengapa ibu jadi hamil kemudian darimana datangnya bayi dsb. kenapa penisnya sewaktu2 mengeras, dan mengapa payudara sakit kalau disentuh, dan mengapa daerah kemaluan gatal dan juga ketiak.

kita sebagai ortu HARUS menjelaskan ini disesuaikan dengan situasi usia mereka

jelaskan mengapa anak ce harus punya payudara dan mengapa harus haid nanti ketika usia 10 atau 11 thn dsb
juga jelaskan pada anak co kenapa penis dia mulai mengeras dan terkadang kantung testis mengeras. lalu mengapa suara dia berubah dsb
terangkan bahwa mereka kini sudah ber-anjak kesituasi akil baliq yaitu situasi peralihan dari dunia anak2 kedunia org dewasa
jadi mereka tidak lagi bebas boleh mandi bersama ramai2 karena mereka kini sdh mengalami perubahan2 pada tubuh mereka dsb

dan jelaskan darimana datangnya bayi. hal ini penting karena kita menitipkan suatu pesan norma2, bahwa hubungan ML yg tidak bertanggung jawab yg mengakibatkan kehamilan diluar perkawinan selamanya tidak diperkenankan baik oleh agama dan tuntutan hidup yg normal.
dengan menerangkan hal ini secara terus terang, maka anak2 akan mengetahui mana batas2 pergaulan yg diperbolehkan dan mana yg TERLARANG.

jaman modern sekarang ini oleh karena globalisasi kemajuan tekhnologi maka informasi seks tersebar gratis tanpa bertanggung jawab.
nah ! kita sebagai ortu tidak ingin bukan kalau anak2 kita yg meningkat remaja menelan bulat2 informasi erotik ini tanpa pengarahan yg benar dari kita ortunya

bagaimanapun kita harus memberi informasi ini lebih awal agar anak2 kita yg bertumbuh masuk dalam dunia remaja agar tidak mencari secara sembunyi2 lewat pergaulan baik itu disekolah atau lingkungan rumah.

dengan memberi bekal seperti ini, maka dunia informasi bagi mereka selalu cukup tersedia dirumah dari ortunya ketimbang dari luar. dengan demikian anak2 kita akan terlindung aman dari keterangan2 yg tidak bertanggung jawab seputar kehidupan remaja

bekerja samalah dengan suami utk menangani hal ini. usia remaja adalah usia '' kepingin tahu ''
sebab itu kita harus siap utk menerangkannya


sumber : www.google.com

Anakku Sulit Membaca, Apakah Menderita Dyslexia?

KabarIndonesia - Pada suatu ketika ada seorang ibu yang mengeluhkan tentang perilaku anaknya, sebut saja Rudi. Rudi adalah seorang anak kelas 2 SD yang saat ini tidak ingin sekolah lagi. Nilai yang diperoleh Rudi semakin menurun dibanding sebelumnya. Rudi juga enggan mengerjakan PR bahasa Indonesia yang diberikan oleh gurunya dengan alasan bosan dan sudah bisa. Dengan penuh kesabaran ibunya membujuk Rudi untuk mengerjakan soal bahasa Indonesianya itu, sebelum menjawab pertanyaan yang tersedia ibu meminta Rudi untuk membaca cerita pendek yang ada pada buku pegangan miliknya. Namun betapa kaget dan shock ibunya saat mengetahui bahwa Rudi masih mengeja satu persatu huruf dari cerita pendek tersebut. Kemudian ibunya pun mendatangi gurunya dan menanyakan keadaan Rudi jika disekolah. Gurunya menjelaskan bahwa Rudi adalah siswa yang patuh, dan selalu memperhatikan guru saat diberi penjelasan. Namun Rudi sering terlihat malas dan tidak mau mengerjakan terutama saat pelajaran bahasa, mencongak atau membaca.

Saat ini ibunya merasa kebingungan atas apa yang terjadi pada anaknya. Diantara kebingungannya, sang ibu kemudian membawa Rudi ke seorang Psikolog dan menemukan jawabannya bahwa Rudi mengalami Disleksia. Dari contoh kasus tersebut diatas merupakan suatu persoalan yang sering dialami oleh orangtua. Tidak jarang pula orangtua mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi persoalan yang sedang menimpa anaknya. Permasalahan anak di sekolah banyak disebabkan karena anak mengalami kesulitan dalam hal belajar. Anak dengan permasalahan belajar biasanya mempunyai permasalah yang khusus yakni mengalami kesulitan membaca, sedangkan inteligensinya normal dan tidak mempunyai penyimpangan lain (MÅ‘nks, F.J., 2002).

Kesulitan dalam belajar yang dialami oleh anak biasanya disebabkan karena disleksia. Hambatan membaca atau dyslexiaphonology (kesadaran pada diri dan karakteristik bunyi kata), rapid decoding

Anak dengan hambatan membaca atau disleksia mengalami kesulitan dalam mengenal kata yang mereka baca. Adanya penurunan dari permasalahan ingatan, namun lebih termanifestasi pada penurunan bahasa dan penurunan proses fonologi. Pada intinya anak yang mengalami hambatan dalam membaca, memiliki masalah dalam mengenal kata yang mereka baca, menempatkan berbagi fonem (suara dasar pada akhir kata), serta mengingat kata yang telah dipelajari sebelumnya (Kearney, 2006).

Adapun beberapa ciri yang dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi disleksia, diantaranya berikut :

- Lemah dalam membaca, menulis, dan mengeja. Anak yang mengalami disleksia akan mengalami kesulitan atau lamban dalam membaca, menulis dan mengeja.

- Keliru atau sering terjadi kesalahan dalam mengucap b/d, p/q, m/w, n/u Kesalahan dalam mengucapkan huruf-huruf tersebut sering kali terjadi pada anak yang mengalami disleksia.

- Kesulitan dalam mengingat perkataan
Dalam hal ini sulit bagi anak untuk mengingat sesuatu yang baru dia dengar kemudian menjelaskan dengan tepat.

- Kesulitan dalam memahami konsep masa lalu. Dalam hal ini, anak sering kupa bahkan sering terjadi kesalahan dalam mengingat kembali suatu peristiwa atau kejadian yang pernah ia lewati.

- Perbedaan yang menonjol antara kemampuan lisan dengan tulisannya. Anak yang mengalami disleksia memiliki kemampuan lisan yang baik dan fasih, namun lemah dalam hal bacaan.


Bagaimana Membantu Mengatasinya?

· Mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri anak
Dengan mengenal kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam diri anak, diharapkan orangtua lebih dapat mengarahkan anak pada kondisi yang lebih baik

· Mengenal bakat, keahlian ataupun potensi anak yang lain Perlu diketahui oleh orangtua mengenai bakat ataupun potensi yang dimiliki oleh anak. Sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri anak diantara kekurangan yang dialaminya.

· Mengetahui secara pasti masalah spesifik yang dialami anak, terutama dalam membaca dan menulis Dalam hal ini diperlukan kerjasama antara orangtua dengan para professional dalam mengidentifikasi permasalahan disleksia yang dialami oleh anak. Serta kesulitan yang dialami anak sehubungan dengan membaca dan menulis.

· Mencari cara untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi anak Diperlukan adanya kreativitas orangtua dalam menarik minat serta meningkatkan motivasi anak dalam belajar, terutama yang berkenaan dengan membaca.

· Memahami gaya belajar anak Dengan mengetahui gaya belajar anak, akan mempermudah orangtua dan guru dalam memberikan pelajaran terhadap anak. Gaya belajar itu sendiri dikelompokkan dalam tiga kategori yakni visual (dengan cara melihat), auditori (dengan cara mendengar) dan kinestetik (dengan cara melakukannya langsung).

“Tidak ada anak yang Bodoh, hanya saja mereka kurang beruntung”


sumber : http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Anakku+Sulit+Membaca%2C+Apakah+Menderita+Dyslexia%3F&dn=20080706213933